
Bab 39
Kau telah melakukan yang terbaik dalam ujian, Ojou-sama
Tiap kali aku selesai menghadiri sesi belajar kelompok, Shizune-san juga akan memberikanku persiapan ujian lebih lanjut di mansion.
Hari-hari seperti itu berlangsung sekitaran seminggu, dan hari penentuan pun akhirnya tiba.
Ujian tengah semester di Akademi Kekaisaran memiliki struktrur yang sedikit berbeda jika dibandingkan dengan SMA-ku yang sebelumnya. Waktu ujian untuk satu mapel adalah 90 menit. Ini dikarenakan jumlah soalnya cukup banyak, jadi waktunya juga lama. Selain itu, ada mapel tambahan seperti Ekonomi yang tidak ada di SMA lain.
Ujian tengah semester itu akan berlangsung selama tiga hari.
Di hari terakhir, hari dimana ujian akan selesai..., akhirnya, aku bisa sedikit merilekskan diriku.
“...Entah bagaimana, aku berhasil melaluinya.”
Pada saat yang sama ketika bel yang menandakan berakhirnya ujian berdering, aku langsung menghembuskan nafas lega.
Karena hari ini tidak ada sesi pelajaran yang akan dilalui, siswa-siswi meninggalkan akademi dengan wajah yang tampak lelah.
Aku melirik ke arah Hinako, yang saat ini sedang dikelilingi oleh teman-teman sekelasnya saat mereka mengobrol tentang seberapa baik mereka mengerjakan ujian. Sepertinya obrolan mereka akan memakan sedikit waktu, jadi kuputuskan untuk pergi ke toilet.
Setelah menanggapi panggilan alam di toilet, saat aku mencoba kembali ke kelasku, aku bertemu dengan seseorang yang kukenal.
“Narika?”
“......Oh, Itsuki toh.”
Berjalan di koridor dengan langkah yang goyah, Narika berbalik untuk melihatku.
Kulihat, matanya itu seperti telah kehilangan cahayanya.
“Haha, berakhir sudah...... baik ujiannya, maupun aku.”
“...Jadi kau tidak bisa mengerjakannya dengan baik ,ya.”
Aku memang sudah menduganya sejak kami mengadakan sesi belajar kelompok, tapi tampaknya Narika memang tidak mahir dalam belajar. Kecuali untuk mapel PJOK dan Sejarah, dia sepertinya berada di bawah rata-rata dalam mapel-mapel lainnya.
“Kau sendiri bagaimana, Itsuki?”
“...Setidaknya kupikir aku akan terhindari dari nilai merah.”
“Yah, kurasa memang akan seperti itu. Aku memang sudah berpikir kalau semuanya akan jadi seperti ini..., bagaimanapun juga, kau adalah pengkhianat.”
“Lah, kok pengkhianat...”
“Kau meninggalkanku dan bekerja di rumahnya Konohana-san, dan bahkan nilaimu pun dengan cepat menyalipku... Fufufu, seperti yang kupikirkan, kau adalah pahlawanku, pahlawan yang mengingatkan betapa tidak bergunanya diriku ini... Atau mungkin, jangan-jangan, sebenarnya kau ini membenciku ya, Itsuki?”
“Tidak, aku tidak ada bermaksud seperti itu...”
“......Ini menyakikan.”
Itu adalah suara lemah yang sederhana.
Merasa tidak ingin terjebak lebih jauh lagi dalam aura negatifnya yang meluap-luap, aku segera berbalik memunggunginya.
“K-Kalau begitu, aku pergi dulu..., sampai jumpa besok.”
“Besok..., aaa, aku ingin bolos...”
Jangan mengatakan sesuatu seperti Hinako!
Seperti itu, aku kembali ke kelasku dan berpisah dengan Narika yang sedang melihat ke luar jendela dengan mata yang seperti menatap ke kejauhan.
Di kelas, Hinako sepertinya sudah selesai mengobrol dengan teman-teman sekelasnya dan bersiap untuk pulang.
Lalu, seperti biasanya, setelah Hinako masuk ke mobil, aku pergi ke titik pertemuan dan dijemput di sana.
“Kau telah melakukan yang terbaik dalam melalui ujian.”
Saat aku masuk ke dalam mobil, Shizune-san mengatakan itu padaku.
“Bagaimana ujiannya?”
“Berkatmu, aku bisa bisa menyelesaikannya apa adanya.”
“Aku tidak begitu paham dengan ‘apa adanya’ yang kau maksud itu, tapi..., dengan mempertimbangkan hasil dari ujian tiruan yang kau lakukan sehari sebelum ujian, nilaimu pastinya tidak akan buruk. Syukurlah kau belajar dengan giat selama masa-masa ujian.”
“Terima kasih.”
Menerima pujian dari Shizune-san, aku bisa merasakan bahwa ujian itu akhirnya berakhir.
Mobil terus menuju ke mansion Keluarga Konohana. Dah yah, seperti yang bisa dibayangkan, hari ini aku merasa lelah, jadi kami tidak terlalu banyak mengobrol.
“Ngomong-ngomong, Ojou-sama, anda diminta untuk menghadiri jamuan makan dengan Kagen-sama pada hari Sabtu lusa.”
Dari kursi depan, Shizune-san mengatakan itu.
“Pihak lain yang akan makan bersama kalian adalah ketua dari Produsen Kapal Chikamoto dan beberapa eksekutif Sea Japan United. Keduanya adalah perusahaan galangan kapal, dan Produsen Kapal Chikamoto berafiliasi dengan perusahaan di bawah Grup Konohana. Dan untuk Sea Japan United, mereka memiliki modal dan aliansi bisnis dengan Produsen Kapal Chikamoto, jadi tampaknya mereka akan hadir karena hubungan itu. “
Sambil melihat-lihat dokumen, Shizune-san terus menjelaskan.
“Saat anda masih berusia tujuh tahun, anda pernah menyapa ketua Produsen Kapal Chikamoto di acara pertemuan sosial. Lalu, saat mengatur janji jamuan makan, dia bilang kalau dia ingin melihat putri Kagen-sama yang sudah dewasa, jadi diputuskan bahwa anda akan hadir dalam acara jamuan makan tersebut. Dan dengan demikian, mohon untuk tidak bersikap dengan kasar.”
“Hmm..., itu merepotkan.”
“Mohon pengertiannya.”
Mungkin dia sudah terbiasa dengan jenis pertukaran seperti ini, jadi Shizune-san memberitahukannya tanpa ragu-ragu. Di sisi lain, Hinako, yang duduk di sampingku, mengerucutkan bibirnya.
“Lalu, Itsuki-san.”
“Ya.”
“Pada hari acara, kau juga akan berada di tempat acara.”
“Eh?”
Mendengar kata-kata yang tak terduga itu, sontak aku memiringkan kepalaku.
“Kedepannya, kau mungkin akan memiliki kesempatan untuk menghadiri acara pertemuan sosial. Karenanya, tidak ada salahnya untuk membiasakan diri dengan suasana seperti itu selagi kau bisa melakukannya. Tampaknya jamuan makan itu akan diadakan di luar ruangan, jadi pada hari acara, harap amati dari jauh sebagai pelayan dari Keluarga Konohana.”
“......Aku mengerti.”