Maou Gakuin no Futekigousha Volume 4 - Bab 4

Bab 4
Murid Pertukaran Akademi dan Guru Baru


Beberapa hari setelah insiden itu--

Proses pasca-perang antara Dilhade dan Azeshion telah diselesaikan, begitu jgua Akademi Raja Iblis yang ditutup kini telah dibuka kembali dan melanjutkan pengajaran hariannya.

Merasakan suasana nostalgia yang aneh, aku memasuki tempat pelatihan kedua di Delzogade.

Saat aku duduk, Sasha yang ada disampingku berbicara kepadaku.

“Selamat pagi.”

Aku mengamati wajahnya sengan saksama.

“Ap-Apa...? Apa yang kau lihat?”

Sasha tiba-tiba mengangkat tangannya untuk menutupi wajahnya.

“Kau menggunakan ikat rambu yang baru, kan?”

Ikat rambut yang mengikat rambut twintailnya berbeda dari yang biasanya.

“...Jadi kau menyadarinya...”

“Mata Iblisku tidak buta sampai-sampai aku bahkan tidak bisa menyadari bahwasannya peralatan bawahanku telah berubah.”

Sasha mengalihkan tatapan sedikit tidak puas.

“Bisa kau berhenti mengatakan hal-hal seperti peralatan?”

Mengatakan itu, Sasha memalingkan wajahnya ke samping.

Namun, punggung itu sepertinya sedang dalam mood yang bagus.

“Sasha malu karena Anos menyadarinya.”

Misha berkata dari kursi di sisi lain.

“Apa karena ikat rambut?”

Misha mengangguk.

“Begitu. Jika itu membuatmu senang, kenapa tidak kau katakan saja, Sasha?”

“Apa yang kau katakan? Mou. Misha, jangan mengatakan hal yang tidak perlu.”

Misha berkedip dan berbalik untuk melihatku.

“Aku dimarahi.”

“Itu bukan masalah besar. Dia berisik seperti biasanya.”

Menanggapi itu Sasha memelototiku dengan ekspresi cemberut.

“Hei, Anos. Apa maksudnya itu? Apa maksudmu aku jadi gila dan berteriak keras?”

“Jika tidak, mengapa kau tidak jujur padaku, Sasha? Itu juga tidak akan memberimu apa yang kau inginkan.”

Untuk sesaat, dia terdiam.

“...Apa yang kuinginkan, apa maksudmu...?”

“Apa menurutmu aku tidak sadar?”

“......Eh............ Ah............”

“Apa kau tidak menginginkannya?”

Sasha tersipu, membuang muka, dan melihat ke bawah.

“.........Aku ingin.........”

Aku menunjuk ke garis rambutnya.

“Bahannya sutra. Bukan hanya sutra biasa. Ini menggunakan sutra Konginu dari Tasogalegaiko, yang menyemburkan benang hanya pada senja. Ada sisa-sisa 2.000 tahun yang lalu. Mungkin itu berasal sutra kunikatabira yang diproduksi di ujung barat Arileo. Kau bisa menemukan bahwa kau bisa mendapatkan itu lebih banyak dari mereka. Itu berguna dalam perang, tapi di era damai ini, tekniknya dialihkan sebagai hiasan. Pencelupan sihir ada di era ini. Warnanya kusam jika dilihat dengan mata sihir, tapi lumayan. Secara keseluruhan, itu adalah produk kelas menegah ke bawah.”

Sasha menatapku dengan wajah lurus sejak dari pertengahan.

Fumu, ekspresinya tidak seperti yang kuharapkan,

“Apa yang salah?”

Aku berbalik untuk bertanya pada Misha.

“...Bukan ide yang baik untuk menyadarinya...terlalu banyak.”

Fumu. Begitukah?

“Kupikir kau akan senang.”

Fufufu, tawa cekikikan terdengar dari sampingku.

“Itu tidak akan membuat senang. Kau harus belajar lebih banyak tentang perdamaian, Raja Iblis-sama.”

Sasha mengatakannya dengan nada menggoda. Itu aneh karena eskpresinya masih terlihat senang.

“Selamat pagi”

“Selamat pagi!”

Ray datang bersama Misa dan duduk.

“Akhirnya kalian berdua pergi kesekolah bersama dengan bermartabat.”

Sasha dengan lembut mengatakan itu.

“Eh? Oh, it-itu tidak benar. Ke-kebetulan saja kami bersama.”

Misa dengan terburu-buru membenarkannya.

“Hmm, kebetulan~”

“Ngomong-ngomong, Anos-sama. Apa yang terjadi pada Eleonor-san dan Zeshia-san dkk sejak saat itu?”

Secara paksa, Misa bertanya seakan mengganti topik pembicaraan.

“Oh, yah, aku sudah memikirkan banyak hal dan--”

Saat itu, bel yang mengumumkan dimulainya kelas berbunyi.

Sesaat kemudian, pintu kelas terbuka, dan yang masuk adalah Menou, diikuti oleh dua siswi di belakangnya.

“Itulah jawabannya”

Misa memalingkan wajahnya.

Disana, ada Eleonor dan Zeshia yang mengenakan seragam Akademi Pahlawan.

Itu Zeshia yang berusia 10 tahun.

Dia adalah gadis yang mengatakan “tolong selamatkan mama” sebelumnya.

Selain itu, Zeshia lainnya masih kesulitan menjalani kehidupan sekolah, jadi mereka akan diurus dengan cara yang berbeda.

“Ya, semuanya tenang dan duduk di kursi masing-masing. Hari ini aku akan memperkenalkan kalian pada murid pertukaran akademi. Tapi, aku pikir semua orang sudah mengenal mereka.”

Eleonor tersenyum.

“Eleonor Bianca dari Akademi Pahlawan”

Eleonor memperkenalkan dirinya seperti itu, tapi Zeshia masih melihat sekeliling, seolah-olah dia tidak tahu dimana dia berada.

“Anak ini adalah Zeshia Bianca. Dia tidak pandai berbicara, tapi masih mengerti bahasa. Hora, Zeshia, bisakah kau menyapa?”

Ketika Eleonor mengatakan itu, Zesia mengalihkan pandangannya ke arah para siswa/i.

“...Zeshia Bianca...”

Setelah menyebut namanya, dia menundukkan kepalanya.

Melihat keduanya, para siswa/i di kelas mulai riuh.

“Akademi Pahlawan...pertukaran akademi masih dilakukan...?”

“A-Azeshion telah memulai perang, kan?”

“Berkat Raja Iblis Tirani, perang segera berakhir, tapi melakukan pertukaran akademi di saat seperti sedikit....?”

Kepada para siswa/i yang mengeluh tentang hal-hal seperti itu, Menou berkata dengan tegas.

“Aku mengerti kecemasan semua orang. Dilhade dan Azeshion baru saja berperang, tapi ternyata itu adalah konspirasi dari Diego Ijaysika, mantan direktur Akademi Pahlawan. Tidak semua manusia memusuhi kita ras iblis.”

Hal ini sudah disampaikan keseluruh Dilhade.

Karena perang tidak meluas ke seluruh kota, banyak yang menerimanya dengan mudah.

Namun, siswa/i di kelas ini dikurung di asrama Akademi Pahlawan dari awal perang hingga akhir perang. Oleh karena itu, ini mungkin menjadi aspek yang sulit untuk diterima.

“Azeshion menawarkan prospek pertukaran akademi dengan maksud untuk menunjukkan persahabatannya dengan Dilhade lagi. Karena itulah kami memutuskan untuk menerima Eleonor-san dan teman-temannya di Delzogade.”

Para siswa/i tampaknya masih tidak puas dengan penjelasan Menou.

“...Meskipun sensei bilang begitu, kami tidak akan bisa mempercayai mereka dengan mudah...”

“Karena kalah perang, Mereka menyalahkan semua kesalahan dan membuat nama Diego lah menjadi yang jahat, tapi nyatanya, Akademi Pahlawan memang mencoba memulai perang secara keseluruhan.”

“Bukan hanya Akademi Pahlawan, bahkan seluruh Azeshion.”

“Dan lagi, siapa yang menyarankan agar kita tetap melanjutkan pertukaran akademi?”

“Ya, meski tidak ada perang, mereka telah menghina Raja Iblis Tirani. Kurasa kita tidak bisa berinteraksi satu sama lain.”

“Sebagai keluarga kerajaan, kalian tidak bisa begitu saja menerima orang yang telah menghina leluhur kita.”

Sebagian besar siswa/i yang mengeluh kebanyak dari anggota keluarga kerajaan.

Ketimbang Azeshion, kebanaykan hanya tidak puas dengan Akademi Pahlawan.

“Ya, ya, aku mengerti ketidakpuasan kalian semua, tapi--”

“Hahaha~”

Suara tawa bergema di seluruh kelas.

Melihat ke sumber suara, seorang pria jangkung berdiri di pintu masuk.

Pria anggun dengan rambut dan mata ungu.

Dilihad dari pakaian yang dia kenakan, dia mungkin seorang guru, tapi itu adalah pakaian putih yang tidak biasa.

Dengan kata lain, dia bukan dari keluarga kerajaan, tapi-.

Pria itu telah hidup lebih lama dari Tujuh Kaisar Iblis Tua.

Pria itu juga adalah wajah yang kukenal.

Tapi, aku belum pernah mendengar ini.

Terlebih--

“Kalian ini konyol.”

Pria itu berjalan ke podium.

“Nah, kalian berdua bisa duduk sekarang.”

Saat pria itu berkata demikian, Eleonor dan Zeshia berjalan ke arah kami. Keduanya duduk di kursi di belakangku.

“Terima kasih Anos-kun. Ini semua berkat dirimu.”

“Apa, jika itu terima kasih, aku sudah menerimanya sejak lama.”

“Hihihi, kau bisa mengatakan hal ini berkali-kali. Mulai sekarang mohon bantuannya.”

“Ya.”

Sembari menjawabnya, aku melihat pria di depan podium.

“Ada apa?”

Eleonor bertanya dengan penasaran.

“Aah, bukan masalah besar.”

Menou pindah ke arah papan tulis dan berbicara sembari menulis di papan.

“Nah, untuk saat ini, itulah yang terjadi dengan siswa/i pertukaran akademi. Aku tahu ada dari kalian yang tidak puas, tapi mereka tidak akan melakukan apapun pada kalian. Jika kalian menghabiskan waktu bersama mereka, aku yakin kalian akan mengeri kalau Eleonor-san dan lainnya bukanlah tipe orang yang akan menyebabkan masalah. “

Menou selesai menulis.

--Eldemade Dityjon—

Itu nama orang itu.

“Nah, sekarang aku akan memperkenalkan kalian kepada satu orang lagi. Aku telah mengatakan ini sebelumnya, tapi kita akhirnya mendapatkan guru baru.”

Pria itu melangkah maju.

“Aku Eldemade. Aku akan memberikan pengetahuan kepada kalian orang-orang bodoh yang tidak tahu apa pun yang terjadi 2000 tahun yang lalu.”

Para siswa/i mengangkat alis mereka mendengar kata-kata arogan itu.

“Kau adalah guru yang tidak kompeten dan bahkan bukan anggota keluarga kerajaan...”

Salah satu siswa bergumam pelan.

Menou dengan segera menjelaskan.

“Eldemade-sensei adalah orang yang luar biasa. Meskipun dia bukan anggota keluarga kerajaan, tapi itu ada alasannya. Dia adalah iblis yang lahir di era sebelum Tujuh Kaisar Iblis Tua. Dia bertarung dengan Raja Iblis Tirani dan bekerja sama dengannya dalam perang 2000 tahun yang lalu untuk memperjuangkan ras iblis. Kupikir ajaran dari dirinya akan berguna baik dalam hal pengetahuan maupun sihir untuk kalian.”

Menou menidaklanjuti, tapi para siswa/i lambat merespon.

“Jadi, untuk memulai, izinkan aku menyebutkan kedangkalan kalian sebelumnya.”

Eldemade berbicara dengan nada yang merendahkan para siswa/i.

“Pertama-tama, orang yang memutuskan untuk melakukan pertukaran akademi kali ini, adalah Raja Iblis Tirani.”

Mendengar itu, siswa/i mulai riuh kembali.

“Satu hal lagi, namanya bukanlah Avos Dilhevia. Legenda seputar Raja Iblis Tirani yang diwariskan telah diturunkan secara salah di seluruh Dilhade.”

Suara para siswa/i menjadi semakin lebih keras.

“Dan Raja Iblis Tirani yang bereinkarnasi ada di kelas ini.”

“Apa!?”

“Apa yang kau bicarakan...?”

“...Aku tidak tahu...”

Sementara siswa/i bingung, Eldemade mengalihkan pandanganya kearahku.

“Yo, lama tidak bertemu. Reinkarnasimu tampaknya berjalan dengan baik, Raja Iblis Anos Voldigoad.”



Post a Comment

Previous Post Next Post