Maou Gakuin no Futekigousha Volume 4 - Bab 46

Bab 46
Penghibur Keliling di Hutan Roh


Reno memalingkan mata kuningnya ke arahku. Kurasa ekspresi penasran di wajahnya itu karena tubuhku yang masih kecil.

Meskipun dimungkinkan untuk meremajakan diri dengan sihir Kurusura (Pertumbuhan Terbail), tidak banyak iblis yang ingin menjadi anak berusia 6 tahun dengan tubuh yang belum berkembang. Di zaman mitologi yang terus-menerus terjadi perselisihan ini, hal itu bisa berakibat fatal.

"...Anosh adalah iblis, kan?"

"Benar."

Reno menatapku dengan mata waspada.

"Apa kau adalah bawahan Raja Iblis Anos?"

"Tidak, aku bukan anggota mana pun. Aku telah bepergian. Sekelompok penghibur keliling."

“Penghibur keliling...?”

Bergumam, Reno mengalihkan pandangannya pada Misha dan yang lainnya. Zeshia melambai kecil padanya. Sambil tersenyum, Reno kembali menoleh ke arahku lagi.

"Apa itu benar?"

"Benar, tunjukkan itu, Sasha."

"Apanya yang ditunjukkan!?"

Terkejut, Sasha berteriak. Reno bahkan menjadi lebih waspada.

"Memang benar kau punya banyak materi. Tak heran kau jadi bertanya apa."

Sambil bermain-main dengan itu, aku memberi Sasha waktu untuk berpikir. Di zaman ini, ada trik khusus yang hanya bisa dilakukan oleh Sasha.

"Ituloh, yang membuat banyak orang tertawa di Dilhade sebulan yang lalu."

Dia akan tahu bahwa aku tidak akan bertindak sembarangan, dan akan tahu apa yang coba kulakukan.

"I-Itu ya. A-Aku mengerti."

Fumu. jelas kalau Sasha memiliki wajah yang tidak mengerti.

"Akan kutunjukkan!"

Sasha berteriak dan mengangkat tangannya tinggi-tinggi ke langit. Itu untuk mengulur waktu. Perlahan, dia menurunkan tangannya dan memulai trik. Kemudian, dengen sedikit hentakan, dia mengalihkan pandangannya ke arah Reno.

"Peniruan Mata Raja Iblis Tirani!"

“......Pfft.”

Reno terkekeh pada Magic Iblis Penghancur Sasha.

Mata Iblis Penghancur pada dasarnya bukanlah mata iblis para iblis. Itu adalah sesuatu yang hanya dapat digunakan dengan darahku, jadi di zaman mitologi tanpa keturunan yang memiliki darahku, meskipun itu tiruan, itu bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan.

Namun, sekarang Mata Iblis Penghancur Sasha masih belum semurna, jadi itu sama sekali tidak akan terlihat nyata. Sebagai tiruan, itu tidak berlebihan, namun itu mirp, dan ini adalah trik yang sulit bagi orang lain.

"B-Begini..."

Sasha diam-diam mengepalkan tinjunya.

"Duuh. Apaan sih itu, ​​Itu memang seperti Raja Iblis Anos, tapi itu lemah, yang asli kualitasnya terlalu tinggi dan memiliki kekuatan yang bisa menghancurkan segala seseuatu disekitarnya. Bukankah terlalu tidak pantas untuk melakukan itu di Dilhade?" kata Reno sambil tertawa.

"Raja Iblis Anos secaara megejutkan menyukai lelucon. Dia memiliki pemahaman tentang tawa."

"Oh... kalau tidak salah, kurasa aku memang mendengar rumor seperti itu, tapi kupikir itu hanya rumor saja."

Seperti yang Reno katakan, dia mengalihkan pandangannya ke arahku.

"Aku sudah memikirkannya sejak tadi, tapi aku merasa Anosh memiliki kesan yang serupa dengan Raja Iblis Anos...?"

"Jadi kau menyadarinya." Aku melipat tanganku secara berlebihan dan mengamil posisi berdiri Raja Iblis. "Aku adalah Anosh Porticolo, sosok masa kecil dari Raja Iblis Tirani!"

"Pfftt...!"

"Apa kau berpikir hanya karena aku masih anak-anak, aku bukan Raja Iblis?"

"Ahaha...! Itu persis seperti apa yang akan dia katakan. Ketika Raja Iblis Anos menjadi seorang anak, aku benar-benar yakin dia akan mengatakan itu..."

Reno memegang mulutnya dan tertawa.

"...Duhh... Aku jadi tidak bisa menahan tawa... Itu sangat mirip, dan memang benar kalau masa kecil Raja Iblis mungkin seperti itu...”

Fumu, ini berhasil.  Jika coba untuk disembunyikan, itu malah akan terlihat mencurigakan.

Kalau begitu, mereka dapat diyakinkan bahwa itu tidak benar dengan mengatakan yang sebenearnya kepada mereka.

"Tapi bagaimana kau bisa masuk ke sini? Ras iblis biasa seharusnya tidak bisa melewati tembok, kan?"

"Untuk bisa hidup sebagai penghibur keliling di zaman ini, dibutuhkan banyak kekuatan. Tembok itu ditembus oleh dirinya." kataku saat melihat ke arah Misha.

"......Aku......" Dia berpikir, lalu berkata. "...Penghibur keliling yang lebih kuat dari empat Raja Kejahatan..."

Bingung, Reno memiringkan kepalanya.

"...Hmm, kalau tidak salah, Raja Iblis mengatakan bahwa iblis yang sekuat mereka memang hidup sesuka hati...kupikir aku akan menanyakan itu pada Shin nanti..."

Hidup zaman ini sebagai penghibur keliling bukanlah hal yang bisa dilakukan dengan uasaha setengah hati. Kalau itu Shin, dia pasti akan mengatakan itu.

"Tapi rombongan Anosh memiliki kombinasi yang aneh. Ada iblis, manusia, dan roh yang bersama-sama. Apa itu karena kalian penghibur keliling?" katanya dengan nada santai, seolah kewaspadaannya diturunkan.

"Karena tidak ada batasan dalam tertawa. Perbedaan antar ras hanyalah sesuatu yang sepele."

Reno tersenyum lembut.

"Begitu ya... aku menyukainya. Akan lebih baik lagi jika itu itu memang suatu hal yang alami bagi dunia..." Reno menumpahkan kata itu dan bertanya padaku. "Kau bilang dirimu tertarik pada roh, kan?"

“Ya, Lina.”

Saat aku memanggilnya, Lina berjalan ke sampingku.

"Dia adalah anggota rombongan, tapi dia sedang mencari ingatannya. Rupanya, dia menderita amnesia yang tidak biasa. Aku pernah mendengar kalau Roh Agung Reno adalah ibu dari semua roh. Apa kau tahu sesuatu?"

Reno menatap Lina.

"Aku belum pernah melihatnya sebelumnya. Apa kau tidak memiliki ingatan?"

Lina mengangguk. "Ya, aku tidak ingat apa-apa."

Reno memiringkan kepalanya.

"Jadi kau juga tidak tahu ya?"

"Meskipun aku adalah Ibu dari semua roh, bukan berarti aku tahu segalanya tentang mereka. Ada juga hal-hal yang tidak kuketahui."

Yah, itu tidak aneh.

"Lina sepertinya ingat sesuatu tentang Aharthern. Jika kau tidak keberatan, kami ingin tinggal di sini sebentar."

"Tidak apa-apa sih, tapi ke sini sebenar, Anosh."

Reno menarik lenganku dan kami menjauh sedikit.

"Ada apa?"

"Gadis yang bernama Lina itu, dia adalah peri cinta, Fran."

Kalau tidak salah, peri itu disebutkan di buku hijau. Namun, halamannya robek, jadi aku tidak menemukan detail apa pun.

"Roh yang membentuk dan menghubungkan cinta tak terbalas?"

"...Ya, meskipun kau adalah iblis, kau cukup mengetahuinya ya...?" kata Reno dengan penasaran.

Ras iblis di zaman ini tidak banyak berhubungan dengan roh.

"Yah, aku pernah belajar dengan roh sebelumnya."

Meski itu sekitar 2000 tahun kemudian.

“Tapi, kenapa tadi kau berpura-pura tidak tahu?”

"Peri cinta Fran sedang berkelanana untuk mencari ingatan. Jika dia menyadari bahwa dirinya adalah peri cinta, dia akan menghilang, jadi jangan pernah memberitahunya."

Jadi karena itu kau berbohong.

"Dia harus mengingat tentang cinta lebih dulu."

Mengingat cinta, ya. Tapi, aku masih bingung.

"Jika kau tidak keberata, aku ingin bertanya lebih banyak tentang Fran?"

Begitu aku mengatakan itu, tanah berguncang dengan keras. Saat tanah mengeluarkan suara keras, binatang ilahi raksasa yang tampak sekecil kastil kecil muncul.

"...Di mana binatang itu tadi bersembunyi...?"

"Tenang, ukurannya hanya lebih besar. Shin akan segera memotongnya."

Saat itu, Guen membuka mulutnya lebar-lebar dan menyambar sesuatu yang ada di tanah.
Sihir Rainel (Ilusi) dihilangkan, dan mengungkapkan wujudnya.

Itu adalah Ray.

Dia menahannya dengan kedua tangan dan kaki, memegangi mulut binatangn ilahi Guen agar tidak menelannya. Jika dia memiliki pedang, dia akan bisa melarikan diri dengan cepat, tetapi saat ini dia tidak bersenjata.

“Apa dia juga salah satu temanmu?”

"Itu benar, yah, tidak ada yang perlu dikhawatirkan..."

Meskipun tertelan, Ray akan kembali hidup-hidup, meski ada kemungkinan mereka akan menyadari bahwa dia memiliki tujuh muasal. Yah, Shin pasti akan memotong binatang itu.

Ketika aku melihatnya, dia sedang memegang Guneodros.

"Jangan, Shin. Orang yang hampir dimakan itu adalah iblis. Salah satu dari sukumu."

Reno segera meraih lengan Shin, yang hendak menebas binatang itu, tanpa mempedulikan Ray.

"...Melindungimu adalah prioritas utama. Jika dia tertangkap dan mati, berarti hanya itu kekuatannya. Nasib buruknya berada di sini, dan itu hukum alam bahwa yang lemah akan mati."

"Aku tidak suka pemikiran seperti itu. Lakukanlah sesuatu."

Shin sedikit menggerakkan alisnya. Dia pasti sedikit bermasalah. Pedangnya tidak cocok untuk menyelematkan siapapun.

"Shin. Keluarkan pedang unik milikmu."

Shin berbalik sejenak terhadap kata-kataku. Seolah mengabaikanku, dia melihat ke Guen lagi, dan kemudian menatapku lagi seolah dia baru saja menyadari sesuatu.

Dia menatapku dalam diam.

"...Tidak mungkin... apakah dirimu...?"

"Namaku Anosh Porticolo. Hanya seorang penghibur keliling."

Shin tetap diam.

Tidak terlalu sulit untuk mencegahnya menyadari identitas asliku. Untuk sesaat, Shin mungkin mengira kalau Anosh adalah Raja Iblis Anos. Namun, sejak aku menyebut diriku Anosh Porticolo, pria ini tidak akan melanjutkan masalah ini lebih jauh. Jika aku adalah Raja Iblis Anos, maka itu adalah perintah untuk tidak menyadariku.

Dan jika aku bukanlah Raja Iblis Anos, maka sejak awal tidak ada yang perlu dipikirkan tentang itu.

Bagaimanapun, dia akan memperlakukanku sebagai Anosh Porticolo. Tapi tidak peduli seberapa besar kemungikan itu adalah Raja Iblis Anos, dia akan dengan keras kepala melindunginya.

"Dia adalah tamuku. Lebih penting lagi, lakukan sesuatu terhadap orang itu."

Setelah memberi tahu Shin, Reno kembali menatapku.

"Anosh. Asalkan ada pedang unik, apa segala sesuatunya akan baik-baik saja?"

"Ya, selama Ray memiliki pedang, taring binatang ilahi bukan masalah sepele."

Reno lalu mengulurkan tangannya ke Shin.

"Cepat keluarkan, pedang unik, Sigthes atau apalah itu?"

"Namanya Sigshesta."

Mengatakan itu, Shin membentuk lingkaran sihir dan mengeluarkan Sigshesta.

"Aku belum pernah melihat orang lain selain Tuanku dan diriku sendiri yang bisa mengendalikan pedang ini...?"

"Kalau begitu, orang ini akan menjadi yang ketiga."

Aku menerima Sigshesta dan melemparkannya ke Ray.

"Pedang itu ke arahmu, Ray. Sekarang keluarlah dari sana."

"Terima kasih."

Ray hendak meraih Sigshesta yang terbang. Namun, seolah untuk menghindari lemparan pedang iblis, binatang ilahi itu membuat tanah bergetar dan melompat mundur dari tempatnya.

Pedang iblis itu terbang ke arah berlawanan.

"Ah......!" Reno meninggikan suaranya.

"...Tidak, tampaknya benar kalau dia bisa menggunakan pedang unik."

Shin bergumam di sampingnya.

"...Di sini, Sigshesta...!"

Dipanggil oleh suara Ray, lintasan Sigshester membelok. Seolah ditarik oleh tangannya, pedang iblis itu berbelok tajam dan hinggap ke tangannya.

Seketika, kilatan cahaya bersinar.

"Fuu...!"

Keempat taringnnya dipotong, dan binatang ilahi Guen mengerang. Pada saat yang sama, Ray melompat keluar dari mulut Guen.

"Itu mengejutkan."

Sudut mulut Shin sedikit terangkat. Tangannya tampak kabur, dan sesaat berikutnya, binatang ilahi yang ada didepannya dipotong menjadi dua.

Tubuh besar itu runtuh, dam tanah bergemuruh.

"Dilhade memang tempat yang luas. Aku tidak menyangka akan ada iblis di alam liar yang bisa menguasai Sigshesta."

Sebelum dia menyadarinya, Shin sudah berdiri tepat di depan Ray.

"Dengan keterampilan sebanyak itu, mengapa kau tidak memasuki Perang Besar? Kau bahkan mungkin bisa membunuh Empat Raja Kejahatan."

Seperti yang diharapkan dari Shin, dia bisa melihat kemampuan Ray hanya dengan satu kilatan pedang.

"Aku memang menyukai pedang, tapi aku benci peperangan."

“Kau mengatakan hal yang menarik.”

"Shin, orang-orang ini adalah kelompok penghibur keliling." kata Reno dari belang Shin.

Ray mengulurkan Sigshesta untuk mengembalikannya. Tapi bukannya menerima itu, Shin berkata,

"Namaku Shin Reglia. Bisakah kau memberi tahuku namamu?"

"Ray." jawab Ray, meski ragu-ragu untuk sejenak.

"Dari kelihatannya, kau sepertinya tidak memiliki pedang iblis ya?"

Ray membalas dengan senyum menyegarkan.

"Sayangnya, aku harus meninggalkan pedangku di tempat yang jauh."

Kemudian Shin membalikkan tumitnya.

"Aku akan meminjamkan pedang iblis itu kepadamu saat kau di sini. Harganya adalah memberiku goresan."

Untuk sesaat, Ray tercengang.

Fumu. Shin tampaknya sangat bersemangat menemukan iblis dengan keterampilan pedang yang mendekati dirinya. Kalau di pikir-pikir, aku penasaran, apa dia bersenag-senang ketika menyilangkan pedangnya dengan Kanon?

Jika mereka adalah iblis yang sama, masa depan pasti akan berbeda.

"Apa aku harus membayarnya dengan beradu pedang degnganmu"

Shin tidak menjawab. Kurasa dia bermaksud bahwa itu tidak perlu dijawab.

"Aku tidak berpikit bahwa aku, ras iblis biasa, dapat bersaing dengan tangan kanan Raja Iblis?"

"Kalau saat ini, mungkin itu masalahnya. Jika itu hanya dengan kekuatan kasar pedangmu."

Shin menyimpan Pedang Penebas Dewa Guneodoros di lingkaran sihir.

"Kembalilah kapan saja."

Mengatakan itu, dia kembali ke sisi Reno.



1 Comments

Previous Post Next Post