Tantei wa Mou, Shindeiru Volume 1 - Bab 1 Bagian 6

Bab 1 Bagian 6
Tidak, Ini Bukan Innuendi, Tapi Eufemisme


Lima belas menit perjalanan dengan mobil, kami sampai dari kantor polisi ke vila. Kami pun melewati pengamanan yang ketat dengan Fuubi-san, kemudian tiba di ruang bawah tanah.

Kami terus menuruni tangga... dan pencahayaan perlahan meredup. serta gema langkah kaki semakin keras.

“Kalian hanya memiliki dua puluh menit sementara aku menyelesaikan beberapa pekerjaan di lantai atas. Pastikan untuk mematuhi itu, oke?”

Memimpin perjalanan, Fuubi-san mengatakan itu sambil melihat kami dari balik bahunya.

“Tentu saja.”

Sekalipun dia dengan dingin mengatakan itu terserah pada kami untuk mengikutinya, dia tetap masih membawa dan memanduk kami. Dia orang yang tidak jujur, tapi tetap orang baik. Dia bahkan membawa kami ke sini dengan mobil patroli.

“Fuubi-san, kau tidak ikut dengan kami?”

“Hmm, dia tidak akan bicara apapun yang kukatakan. Itu malah hanya akan buang-buang waktu.”

“Itu cukup mengesankan jika bahkan dirimu merasa sulit untuk menanganinya, Fuubi-san.”

“Ada apa dengan sikapmu yang acuh tak acuh itu? Orang yang menangkapnya kan kau sendiri.”

“Aku tidak tahu apa-apa. Tolong katakan itu pada detektif hebat yang sudah mati itu.”

Jangan gunakan partnermu sebagai kartu kekebalan, kata Fuubi-san sambil menepuk kepalaku.

“Baiklah, kita sampai.”

Lantai tempat kami tiba gelap, udaranya pengap, dan bau busuk benar-benar membuat kami ingin mencubit hidung kami.

“Dengar, hanya dua puluh menit. Jangan melebihi waktu. Kau juga sama, nona muda.”

Meningatkan kami untuk yang terakhir kalinya, Fuubi-san mengangkat tangannya, kemudian menaiki tangga.

Sekarang yang tertinggal adalah aku, dan,

“...Hei, Kimizuka, mungkin agak telat untuk menanyakan ini, tapi bukankah kita seharusnya pergi ke vila?” tanya Natsunagi, terlihat sedikit gelisah saat dia melihat sekeliling.

“Yap, inilah vila itu, Natsunagi.”

“Bagian mananya yang bisa disebut begitu!”

Bahkan jika kua menanyakan itu padaku...,

“Ini hanya penjara.”

“Terus kenapa?”

Tanpa peringatam, Natsunagi langsung menjewer telingaku. Dia ini bertingkah laku sopan hanya ketika ada orang lain, ya?

“Jika itu villa, maka yang kubayakan itu akan menjadi rumah kayu atau semacamnya, tapi diman-mana yang terlihat adalah beton dan besi. Bukankah ini semua hanyalah jeruji?”

“Tentu saja, ini kan penjara.”

“Terus mana villanya?”

“Ini yang disebut eufemisme, eufemisme.”

“E-eufemisme?”

“...Begitulah.”

[Catatan Penerjemah: Eufemisme adalah penghalusan makna kata yang dianggap tabu oleh masyarakat. Eufemisme digunakan untuk menggantikan atau menutupi kata dan ungkapan lain yang dianggap tabu, kasar, dan tidak pantas.]

Mengapa kau mulai bersemangat? Kau terlihat hitam di sana.

“Itu adalah eufemisme untuk penjara. Ini istilah umum.”

“Apanya yang istilah umum dari itu?”

“Ini istilah umum bagi seorang yang sejak SMP sering membawa koper yang menyimpan barang tak dikenal dan harus terbang ke luar negeri.”

“Uwah, aku sama sekali tidak ingin bertemu dengan orang yang seperti itu.”

Orang seperti itu justru berada tepat di sebelahmu sekarang.

“Terus? Kenapa kita datang ke tempat ini?”

Sepertinya Natsunagi mulai terbiasa dengan lingkungannya, dan dia mulai melihat sekeliling, hendak memastikan apa yang ada di balik jeruji.

“Bukan di sana. Kita akan pergi ke bagian terdalam.”

Aku memimpin Natsunagi dengan berjalan di depan.

“Siapa yang ada disana?”

“Pria tua.”

“Seriuslah.”

“Seorang pria tua yang berhenti menjadi manusia.”

“Yah, memang sih, siapa pun yang terperangkap di tempat seperti ini tidak bisa disebut manusia...”

“Tidak, maksudku bukan begitu.”

Ini adalah identitas aslinya, dan merupakan fakta yang tidak dapat diubah.

“Kalau didefinisikan, pria yang akan kita temui sekarang benar-benar bukan manusia lagi.”

Jadi jika semua semua bagian dari keseharianku, atau kami—diangap seperti sebuah cerita serta suatu kisah misteri yang nyata, maka aku sangat minta maaf. Kisah ini mungkin tidak menarik seperti itu.

“Kimizuka, pria ini...”

Natsunagi mendekat dan dengan cepat menarik lenganku.

Di bagian terdalam dari ruang bawah tanah, ada sebuah ruangan kecil yang seluruhnya dilapisi baja. Satu-satunya cara untuk melihat ke dalamnya adalah panel kaca kecil, dan orang bisa melihat seorang pria duduk dengan pergelangan tangannya diborgol.

Dan setelah beberapa saat, suara samar daun jendela terdengar kembali.

“Yo, lama tidak bertemu — 《Komori》”

Pria itu tersentak begitu mendengar suaraku. Janggutnya panjang dan tidak dipotong, dan rambut pirangnya acak-acakkan. Dia pun perlahan menoleh ke arah kami.

“Ya, lama tidak bertemu—Detektif hebat.”



2 Comments

Previous Post Next Post