Tantei wa Mou, Shindeiru Volume 2 - Bab 4 Bagian 1

Bab 4 Bagian 1
Menuju akhir, bahtera Harapan


“Jadi, besar kemungkinan kalau Alicia ada di fasilitas lab itu?”

Saat ini, kami sedang berada di atas perahu yang bergerak melewati ombak, dan aku menegaskan kembali tindakan apa yang harus kami lakukan pada Siesta.

“Ya, begitulah. Sangat mungkin kalau dia berada di sana untuk dipulihkan tubuhnya.”

Menyesap teh dari cangkir favoritnya, Siesta mengkonfirmasi pertanyaanku.

Sedari tadi perahu ini terus bergoyang-goyang, namun dia sama sekali tidak pernah menumpahkan setetes pun tehnya saat dia dengan elegan menikmati waktu minum tehnya itu. Mengingat ini merupakan misi yang penting, biasanya akan sangat sulit untuk mempertahankan sikap yang santai seperti itu..., tapi, yang namanya aka sehat tidaklah berlaku pada detektif hebat ini.

Sudah lima hari berlalu sejak tragedi di gereja.  Dan sekarang, kami pergi ke pulau tertentu di laut tertentu yang《SPES》 gunakan sebagai markas mereka.

Tujuan kami sangat jelas, yaitu kami akan membunuh Hel dan merebut kembali Alicia.

Tapi tentu saja, mereka berdua itu adalah orang yang sama.

Sebenarnya aku tidak tahu adakah suatu cara untuk dapat menyelesaikan pertentangan ini; dimana kami harus mengalahkan Hel tapi juga menyelamatkan Alicia. Namun meski begitu,

“Tidak apa, aku punya rencana.”

Mencoba untuk menghilangkan kegelisahnku, Siesta terus bersikap tenang.

Baik aku ataupun Charl, kami tidak pernah diberitahukan seperti apa spesifiknya rencana tersebut. Tapi yah, memang begitulah bagaimana biasanya Siesta akan bertindak. Selain itu, kenyatannya kami melewati tiga tahun terakhir ini dengan menggunakan metode itu. Karenanya, kali ini, pasti—

“Pokoknya, seperti itulah garis besarnya. Aku mau kau dan Charl pergi ke fasilitas itu.”

“Aku dan Charl..., yah, di sisi lain, apa yang akan kau lakukan, Siesta?”

“Aku akan pergi melihat-lihat daerah itu. Menurut informasi yang kita miliki, tempat ini mirip-mirip dengan tempat pelatihan militer.”

Mengatakan itu, Siesta kemudian membuka sesuatu yang tampak seperti peta yang sangat tua.

Tampaknya informasi yang dimaskud di sini didapatkan dari Komori, yang saat ini sedang dipenjara di Jepang. Harusnya dia adalah musuh kami—dan tentunya, situasinya tetap tidak berubah. Akan tetapi, seperti banyak orang lainnya, dia mungkin telah menyerah pada detektif hebat ini jika dia benar-benar mau memberikan bantuan kepada kami. Yah, intinya sih dia benar-benar membantu kami.

“Tunggu kami, Alicia.”

Hel..., atau Alicia, dia pasti berada di suatu tempat di pulau ini. Aku tidak tahu apakah perawatan yang sebelumya Chameleon sebutkan telah selesai atau belum, atau mungkin dia bahkan masih belum sadar. Pokoknya, kami harus bertindak dengan cepat dan menemukannya.

“Haa, tapi aku maunya bersama Nona.”

Mengatakan itu, Charl membusungkan pipinya dengan cara yang kekanak-kanakan.

Belum lama ini, kami memiliki perselisihan, dan ini seharusnya sudah diselesaikan...

“Hmm, tapi aku tidak begitu yakin untuk membiarkan Asisten menangani tugas itu sendirian.”

Layaknya seorang Ibu, Siesta membujuk-bujuk Charl. Namun, pada dasarnya, arti perkataannya itu bagiku adalah ‘Aku tidak bisa diandalkan’. Haa, itu sungguh maksud yang sangat kasar.

“Nona, apa kau benar-benar akan baik-baik saja bergerak sendirian?”

Dengan mata yang tampak gemetar, Charl bertanya seperti itu. Charl mungkin cemas kalau-kalau kepribadian Hel kembali dan dia mendapatkan kembali kemampuannya setelah dia berhasil pulih. Faktanya, ketika kami bertarung melawan Hel di London, dia hampir melukai Siesta.

Tapi,

“Aku akan baik-baik saja.”

Aku bisa merasakan bahwa Siesta cukup santai tentang hal ini, dan dia menjawab begitu sambil tersenyum pada Charl.

“Saat ini, harusnya jantung Hel tidak bisa bekerja.”

Setelah sebelumnya dia kalah dari Siesta, Hel menjadi 《Jack the Devil》, dan mengambil lima jantung dari korban yang dia bunuh. Alasan mengapa dia harus terus mencari jantung yang baru adalah karena jantung-jantung sebelumnya tidak cocok dengan tubuhnya.

Tapi yah, hal itu memang sudah bisa dibayangkan. Tak ada seorang pun yang bisa menjadi pendonor yang sempurna bagi orang lain—hanya saja, satu-satunya bagian yang unik dari kasus ini adalah bahwa Hel itu merupakan 《Homunculus》.

Dalam hal ini, Hel menggunakan jantung baru layaknya baterai, dan setelah baterai dari jantung yang kelima habis, dia akan mencoba untuk mendapatkan yang keenam—seperti  yang aku dan Siesta lihat.

Karenanya, saat ini jantung kelima Hel harusnya berada di ambang kehancuran. Sekarang dia pasti sangat lemah, dan Siesta harusnya bisa mengalahkannya. Dan. jika ada cara untuk menyelamatkan kesadaran Alicia..., tidak, Siesta mungkin memiliki rencana terkait masalah itu.

“Akhirnya..., kita akhirnya sampai pada titik ini.”

Sudah sebulan sejak kami bertemu dengan Hel, atau bisa dibilang, Alicia.

Dan juga, sudah ada tiga tahun sejak aku mulai melawan 《SPES》, ya?

Kurasa saat ini kami mungkin bisa mengakhiri perjalanan yang sangat panjang ini. Tapi tetap saja, meskipun aku mencoba untuk bersikap tenang, aku tidak bisa menahan kegugupanku.

“Apa kau gugup?”

Meletakkan cangkir tehnya, Siesta menanyakan itu padaku.

“Ini hanya perasaan gusar sebelum berperang.”

“Oh, jadi kau gemetaran, ya.”

“Asal kau tahu saja, itu dalam artian yang baik, oke?”

“Pfft.”

“Charl, kau diam aja.”

“Asisten, haruskah aku menepuk-nepuk kepalamu?”

“Nona, aku gugup nih...”

“Lah, sekarang kau mulai merasa gugup.”

Seperti itu, Charl mencondongkan tubuhnya ke dekat pangkuan Siesta. Pemandangan seperti ini, aku telah melihatnya berkali-kali.

“Bagaimana denganmu?”

Dengan lembut, Siesta menepuk-nepuk rambut pirang Charl, dan menanyakan itu sambil memiringkan kepalanya ke arahku.

“Dasar tolol, mana mungkin aku mau melakukan sesuatu yang memalukan.”

Ini adalah momen tepat sebelum berlangsungnya pertarungan terakhir, jadi yah, mana bisa aku melakukan apapun tanpa kegugupan.

“......Hmph.”

Dan kemudian, Charl tampaknya memikirkan sesuatu, karena dia menjauh dari pangkuan Siesta,

“Aku akan membiarkanmu melakukannya.”

Tidak, sekalipun kau membiarkanku melakukannya, meskipun ini semua sudah disiapkan untukku, aku...,

“Kemarilah.”

Mengatakan itu, Siesta merentangkan lengannya lebar-lebar dan tersenyum.

“...Untuk sekedar menepuk-nepuk kepalaku, tidakkah itu pose yang cukup berlebihan?”

“Ini kesempatan yang jarang muncul, jadi aku ingin memelukmu.”

Kalau seperti itu pikirmu apa yang akan terjadi dengan semua kegugupan itu?

...Tidak, apa aku sedang malu-malu? Tapi yah,  itu memang cukup berlebihan.

“Huh, kau tidak mau kemari?”

“Jangan memaksakan dirimu untuk memeluk seorang pria seolah itu adalah hal yang wajar.”

“Kau benar-benar memiliki ekspresi yang unik.”

Yah, terserahlah, mengatakan itu, Siesta kemudian turunkan tangannya.

“Yah, kalau begitu, kapan-kapan aja.”

“Apa menurutmu aku akan memberimu kesempatan seperti itu?”

Seperti itu, kami tiba-tiba tertawa lepas.

Itu tidak apa-apa bagi kami. Lagian, yang dibicarakan di sini adalah aku dan Siesta.

“Kelihatannya kita sudah sampai.”

Menyipitkan matanya, Siesta melihat ke arah pulau.

Di sana, terdapat tujuan akhir dari perjalanan yang kami lalui selama tiga tahun ini.



3 Comments

Previous Post Next Post