Tantei wa Mou, Shindeiru Volume 3 - Bab 1 Bagian 13

Bab 1 Bagian 13
Nama yang Kupanggil di Saat-saat Terakhir


“Acchan......?”

Merasa tidak bisa untuk menerima kenyataan yang ada di depan mataku, aku langsung menjatuhkan pemicu bom yang kupegang ke lantai. Sambil tersenyum tipis, Acchan berjalan ke arah kami. Dan akhirnya dia berdiri di samping SEED.

“Mengapa, kau?”

Berdiri di sampingku, Siesta menyipitkan matanya dengan ekspresi muram. Aku berdoa dan berharap agar hipotesis yang ada di benakku tidaklah benar.

“Ahaha, maaf ya, tapi sedari dulu aku selalu berada di sisi ini.”

Namun, Acchan menyatakan kebenaran yang sangat kejam kepada kami.

“Sebenarnya, sudah sejak lama aku tahu kalau di fasilitas ini ada anak-anak yang menghilang.”

Fakta tersebut baru-baru saja kami ketahui. Anak-anak yang terlibat dalam eksperimen manusia telah meninggal, dan ingatakan kami tentang mereka dihapus menggunakan obat.

Tapi, Acchan—

“Dari dulu, setiap harinya aku membuat diary, dan menggunakan diary itu aku menjembatani celah di dalam ingatanku. Dan dengan itu, aku menyadari bahwa di fasilitas ini ada anak-anak yang menghilang tanpa sepengetahuan kita.”

…Kalau dipikir-pikir lagi, markas rahasia Acchan dihiasi dengan banyak sekali boneka-boneka yang sepertinya bukan miliknya. Mungkin semua boneka-boneka itu milik dari anak-anak yang sudah meninggal selama ini. Tapi yang jelas, Acchan merupakan orang pertama yang menyadari bahwa di fasilitas ini ada anak-anak yang menghilang

“…Kau mengetahui itu, terus mengapa kau berpihak pada mereka?”

Karena bagaimanapun juga, membedakan mana yang merupakan sisi jahat dan sisi baik harusnya adalah hal yang sangat mudah.

“Yah, bukankah itu wajar untuk mengikuti sisi yang lebih kuat?”

Namun demikian, dengan menggunakan logika yang sama, dia sampai pada kesimpulan yang berbeda.

“Untuk bisa hidup, kau itu harus cerdik, bukan?”

Saat Acchan mengatakan itu, dia tersenyum, seolah-olah dia sedang mengejek kami.

“Karenanya, anak-anak ini tidak akan berhasil.”

Dia berbalik, menunjuk ke arahku dan Siesta, dan memberi saran pada SEED.

“Anak-anak yang mudah sekali digertak tidak mungkin punya kekuatan untuk bertarung. Tidak ada alasan untuk memberi mereka 《benih》 itu.”

Benih—ini pertama kalinya aku mendengar tentang itu.

Menilai dari informasi yang kami peroleh dan bagaimana percakapan itu berlangsung, ada suatu kesimpulan yang bisa ditarik.

Benih yang dibicarakan itu mungkin adalah suatu bentuk energi yang tidak diketahui yang akan membuat anak-anak menjadi 《Homunculus》. Dan Acchan, dia bersikeras bahwa aku dan Siesta tidak harus memiliki benih tersebut.

“Sebagai gantinya, berikan 《benih》 itu kepadaku.”

Dan demikian, dia memberi tahu SEED bahwa dirinyalah yang pantas mendapatkan benih.

“Sebagai penemu, aku tertarik dengan sesuatu yang disebut 《Homunculus》 ini. Selain itu, aku telah banyak membantumu, kan? Jadi, katakan? Boleh ‘kan kalau aku menerima 《benih》 itu?”

Seperti biasanya, Acchan kekanak-kanakan. Dia bertingkah seperti anak manja yang egois, dan memohon pada SEED untuk mendapatkan 《benih》.

—Tapi...

“Kurasa itu masih terlalu dini untukmu.”

Dengan tatapan kosong, SEED menolak permintaannya.

“Aku akan baik-baik saja.” Namun, dia terus mendesak SEED, seolah-olah dirinya sedang terobsesi dengan sesuatu. “Tidak apa-apa, aku bisa menerima ini. Aku pasti bisa menggunakan 《benih》 itu dengan baik.”

“Bagaimana dengan mereka berdua?”

SEED menanyakan itu, seolah dia sedang menyelidiki Acchan.

Tentunya, ‘mereka berdua’ yang dia sebutkan barusan mengacu padaku dan Siseta. Kami mengetahui rahasia fasilitas serta identitas SEED yang sesungguhnya, dengan semua hal itu, bagaimana kami akan dihukum?

Dan kemudian, Acchan berkata...,

“Tidak bisakah kau menghapus ingatan mereka seperti yang biasanya kau lakukan? Setelahnya kau lepaskan saja mereka berdua. Toh mereka juga tidak ada gunanya.”

Dia sama sekali tidak melihat ke arah kami saat dia sedang mengoceh.

“Oh iya. Buat supaya mereka melupakanku juga. Lagipula, rasanya pasti akan tidak nyaman kalau mereka terus mengingatku.”

…Ahh, aku mengerti.

Acchan masih tetaplah Acchan.

“Dan kemudian, buang saja anak-anak yang lain. Fasilitas ini hanyalah tempat melakukan eksperiman untuk membuat 《Homunculus》, ‘kan? Jika aku menjadi subjek yang pertama kali berhasil, kau tidak membutuhkan fasilitas ini—”

Dan disaat Acchan masih terus mengoceh...,

 

“Hei, apa kau baik-baik saja dengan ini?”

 

Siesta lah yang mengatakan itu, dan suaranya membelah suasana di tempat ini.

“Apa yang baru saja kau katakan itu pada dasarnya bermaksud untuk mengorbankan dirimu dan menyelamatkan kami.”

“……!”

Dan untuk pertama kalinya, raut wajah Acchan jadi meringis.

Ya, aku sudah salah mengira.

Yang jadi masalah di sini adalah apakah aku bisa mempercayai orang yang telah mengkhianatiku satu kali atau tidak—dan kali ini, aku harus percaya pada perasaanku, bukan percaya pada apa yang dilakukan oleh Acchan. Aku harus percaya pada kepribadian aslinya yang telah dia tunjukkan sampai saat ini.

“…Aku baik-baik saja saja.” Acchan bergumam. “Jika seseorang mengorbankan dirinya, eksperimen ini akan berakhir. Jika aku bisa menggunakan 《benih》 dengan benar, semua orang akan selamat! Bukankah begitu!?”

—Ya, untuk melindungi kami, Acchan berpura-pura berada di pihak SEED. Dia adalah orang pertama yang mengetahui rahasia dari fasilitas ini, dan aku yakin kalau sejak awal dia sudah berencana untuk menangani semua masalah ini sendirian…, dan di saat yang sama, Siesta juga mulai mengambil tindakan.

Acchan tahu bahwa Siesta memiliki kepribadiam yang tidak akan pernah berhenti begitu dirinya telah memutuskan sesuatu. Dan karena itu, dia memutuskan untuk menjadi agen ganda supaya bisa melindungi kami.

“Karenanya, kumohon...”

Meletakkan tangannya di dadanya, Acchan memohon pada SEED.

“Berikanlah padaku! Aku akan mewarisi 《benih》 tersebut! Karenanya, mereka berdua…!”

“Baiklah.”

SEED menunjukkan ekspresi tabah, dan menerima permohonannya.

Pada saat itu, sesuatu yang seperti tentakel muncul dari punggung SEED.

“……! …… K-Kami tidak akan membiarkanmu!”

Beberapa hal yang luar biasa tiba-tiba terjadi di depan mata kami, membuat tubuhku jadi tersentak tanpa sadar.

Tapi tepat ketika aku melihat ujung yang tajam dari tentakel itu, dengan mudah aku bisa membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya.

“…!”

Dan pada saat itu, aku merasakan rasa sakit yang teramat kuat menjalar di dada kiriku.

Sedarti tadi, jantungku pasti…!

“Nagisa!”

“P-pergi…”

Aku menatap Siesta, mendesaknya untuk segera bergegas menghampiri Acchan.

—Tapi, pada saat itu...

“Itu akan merepotkan kalau eksperiman ini diganggu.”

Aku mendengar suara dari seseorang yang tidak terlihat di sini.

“…!”

Dan di saat berikutnya, Siesta tersandung ke lantai. Itu rasanya seolah-olah dia habis dijatuhkan oleh sesuatu.

“Nah, sekarang, berhentilah meronta-ronta.”

“! Aku…, tidak…, mau!”

Sambil terus meronta-ronta, Siesta berteriak.

“Haha, apa kau sangat menyukai untuk menggigit lidahmu sendiri terhadapku?”

Tawa yang memuakkan terdengar dari ruang yang harusnya kosong.

Ini kesannya seperti musuh dapat membuat dirinya menjadi transparan. Terdapat keberadaan yang tidak dapat dideteksi menggunakan kamera pengintai, dan bahkan Siesta sama sekali tidak memperkirakan tentang itu.

Kami tidak berdaya di hadapan musuh kuat yang dapat memanipulasi tentakel layaknya makhluk hidup, dan gadis yang berdiri di sana, menghadap ke arah SEED.

“Nah, sekarang, sudah waktunya untuk untuk melakukan eksperimen terakhir.” Kata SEED, dengan suara yang acuh tak acuh. “Terimlah, ini adalah《benihku》.”

Ujung tajam dari tentakel itu mendekati dada kiri Acchan.

Dengan hasil terburuk yang terjadi di depan kami—Acchan mengarahkan tubuh bagian atasnya ke arah kami, dan menunjukkan senyum polosnya yang biasa.

 

“Kuharap kalian segera melupakanku.”

 

Aku tidak begitu mengingat apa yang terjadi setelah itu.

Mungkin, aku kehilangan ingatan karena merasa syok.

Atau mungkin, aku mendorong rasa sakit dan penderitaan yang kualami kepada orang lain.

Aku kehilangan kesadaranku, seolah-olah aku terkunci di dalam kegelapan.

Tapi..., nama yang kupanggil di saat-saat terakhir.

Nama itu adalah nama dari temanku, teman yang tubuhnya tidak cocok dengan 《benih》, membuatnya batuk darah saat dia meninggal di hadapanku. Itu semua..., tetap tersimpan di dalam diriku selamanya.

 

“—Alicia!”



7 Comments

Previous Post Next Post