Saijo no Osewa Volume 2 - Bab 14

Bab 14
"Ei! Ei! Ooh!"-nya Ojou-sama


Setelah melalui keributan di kamar mandi, aku kembali ke kamarku untuk belajar.

“...Kurasa materi belajarku hari ini cukup sampai di bagian ini saja.”

Aku mengakhiri kuota materi dan ulasan yang diberikan Shizune-san kepadaku. Karena akhir-akhir ini Tennoji-san yang mengajariku belajar, jadinya aku sedikit mengabaikan kuota belajar yang Shizune-san berikan kepadaku. Namun demikian, saat aku punya waktu luang, aku harus bisa menghabiskan waktuku sebaik mungkin agar waktu itu tidak terbuang dengan percuma, makanya aku tidak boleh sampai terlalu santai.

“...Hmm, kurasa aku akan belajar sedikit lebih lama lagi.”

Mungkin karena aku belajar di lingkungan yang berbeda dari biasanya, jadi aku bisa berkonsentrasi dengan baik. Selain itu, perasaan gugup yang kumiliki juga tampaknya mencegahku untuk bersantai dan pergi tidur.

Mendapatkan kembali semangatku untuk belajar, aku mulai membalik-balik lagi buku pelajaranku.

Tapi saat itu, terdengar ada suara ketukan di pintu kamar, dan kemudian—

“Permisi.”

Orang yang muncul dari balik pintu yang terbuka adalah Tennoji-san dengan mengenakan pakaian kasualnya.

“Tennoji-san?”

“Aku membuat teh herbal, jadi kupikir sekalian membuatkannya untukmu juga.” ucap Tennoji-san, dimana di satu tangannya dia memegang nampan berisi dua cangkir teh.

Kemudian, aku mengambil salah satu dari dua cangkir yang dia bawa itu.

“Terima kasih.”

Uap yang naik dari permukaan cangkir memasuki hidungku, dimana uap itu memiliki aroma menenangkan.

“Kau benar-benar rajin sekali ya.” gumam Tennoji-san, saat dia melihat peralatan belajar yang tersebar di atas meja.

“Bukannya aku rajin..., rutinitasku memang biasanya seperti ini, jadi aku hanya merasa tidak nyaman jika aku tidak belajar.”

“...Sepertinya kau ini betul-betul membutuhkan banyak pengalaman.” Menyesap tehnya, Tennoji-san lanjut berbicara. “Alasan mengapa kau masih merasa tidak percaya diri meskipun kau sudah bekerja keras seperti ini adalah karena kamu belum bisa meraih hasil yang memuaskan, bukan? ...Di ujian bulan depan, akan kupastikan kau bisa berada di daftar peringkat yang teratas.”

“A-Aku akan melakukan yang terbaik.”

Tadi, Masatsugu-san juga memberitahuku bahwa aku harus membangun pengalaman. Memang sih, jika aku bisa berada di daftar peringkat teratas Akademi Kekaisaran, itu akan bisa menjadi suatu prestasi dan pengalaman yang bisa membuatku merasa bangga dan percaya diri.

Saat aku mulai dipenuhi dengan motivasi, di saat yang bersamaan aku merasa sangat menghormati Tennoji-san. Aku yakin, Tennoji-san pasti secara teratur bertindak dengan kesadaran diri seperti itu. Sikapnya yang selalu bisa tampil bermartabat itu tentunya tidak terbentuk begitu saja, pasti kerja keras yang dia lakukan selama ini lah yang telah membentuk sikapnya seperti hari ini.

Saat aku berpikir seperti itu, ketika aku menatap lagi ke arah Tennoji-san..., aku mendapatkan kesan yang berbeda dari biasanya dari dirinya.

“Ada apa?”

“Tidak ada apa-apa, hanya saja..., ini pertama kalinya aku melihat rambutmu tergerai seperti ini.”

“Kalau dipikir-pikir lagi, kau benar juga. Lagipula aku jarang menggeraikan rambutku ketika aku berada di akademi... dan sekarang rambutku tergerai cuman karena aku habis mandi.”

Sebenarnya, saat dia memasuki kamar mandi pria dengan tergesa-gesa tadi, sekilas aku melihat rambutnya yang tergerai. Namun, karena penampilannya saat itu sangat berbahaya, jadi aku segera memalingkan pandanganku darinya.

“Hahaha, mungkinkah... kau terpana olehku yang seperti ini?” ucap Tennoji-san, sambil tersenyum menyeringai.

Karena apa yang dia katakan itu benar, aku jadi langsung kehilangan kata-kata selama beberapa saat. Karenanya, sekalipun aku ingin menyangkalnya, itu sudah terlambat.

“...Tidak sepertimu, aku enggak terbiasa dengan situasi seperti ini.” ucapku dengan nada merendah sambil mengalihkan pandanganku darinya.

“...Aku juga sama sepertimu.” Ucap Tennoji-san dengan suara pelan, lalu dia lanjut berbicara dengan pipi yang merona merah. “Sebenarnya, sedari tadi aku hanya mencoba untuk bersikap biasa saja... Erm..., yah, jujur saja aku merasa gugup, bagaimanapun juga ini adalah pertama kalinya aku mengundang teman laki-lakiku menginap di rumahku..., a-apalagi karena kejadian di kamar mandi tadi.”

Melihat dia yang biasanya tampil bermartabat kini tampak seperti gadis yang malu-malu membuatku secara tidak sadar menelan ludahku.

Sial, ini buruk.

Tau-tau saja, suasana diantara kami jadi terasa canggung. Rasa gugup yang tidak biasa mengalir deras di dalam diriku, dan kegugupan ini bahkan jauh lebih menggelisahkan daripada saat aku makan malam bersama Masatsugu-san.

Saat pikiranku terasa nge-blank, mataku teralih ke arah teh herbal di atas meja.

Baiklah, ayo minum ini dan tenangkan pikiranku.

Berpikir begitu, dengan panik aku mengambil cangkir tehku dan meminumnya, tapi——

“Panas—?!”

Karena aku meminum teh itu dengan panik, rasa sakit akibat panas yang membakar ujung lidahku langsung terasa.

“K-Kau baik-baik saja?”

Tennoji-san sontak jadi panik dan khawatir.

Panasnya sih tidak terlalu tinggi sampai bisa membuat lidahku terluka, tapi ini membuatku sedikit sulit untuk menggerakkan lidahku dengan baik. Karenanya, aku mencoba menyampaikan kepadanya bahwa aku baik-baik saja dengan melihatnya, tapi kemudian itu membuat mataku jadi saling bertatapan dengan matanya.

Saat kami saling menatap mata satu sama lain seperti itu, tiba-tiba, kami tertawa.

Suasana canggung diantara kami pun tau-tau saja sudah menghilang.

“Astaga... sudah lama sekali sejak aku merasa seperti ini.” kata Tennoji-san dengan senyum ringan di wajahnya. “Kalau dipikir-pikir lagi, sejak pertama kali kita bertemu, kau terus-terusan berada di pikiranku. Habisnya, meskipun kau mengetahui Keluarga Konohana, tapi kau malah tidak tahu Keluarga Tennoji... K-Kau bahkan sampai menyinggung soal rambutku ini diwarnai atau tidak.”

“Soal itu, bahkan sampai sekarang pun aku masih bertanya-tanya apakah rambutmu itu diwarnai atau tidak.”

“Diam.”

Dikatai seperti itu, aku sontak menutup mulutku.

Nah, baik Masatsugu-san maupun Hanami-san, rambut mereka tidaklah pirang. Dan dengan mempertimbangkan karakteristik umum orang Jepang, besar kemungkinan kalau Tennoji-san mewarnai rambutnya.

“Oh iya, jarang-jarang aku mendapatkan kesempatan untuk mengatakan ini, jadi aku akan mengatakannya sekarang.... Aku sangat berterima kasih kepadamu. Sejak aku bertemu denganmu, kehidupan sekolahku jadi dipenuhi dengan keasikan seperti ikut dalam pesta teh atau sesi belajar kelompok.”

Dari nada suaranya pun, aku bisa merasakan betapa dia berterima kasih.

Lalu, dengan senyum yang menawan, Tennoji-san lanjut berbicara.

“Selain itu, karena kau memiliki tekad yang kuat terlepas dari penampilanmu, jadi aku merasa termotivasi saat aku bersamamu... Karenanya, jika kau bisa meraih peringkat satu digit teratas dalam ujian berikutnya, maka aku akan merekrutmu untuk menjadi tangan kananku setelah kita lulus nanti.”

“...S-Sepertinya akan terlalu sulit bagiku untuk bisa meraih peringkat satu digit teratas.”

“Tentu saja itu akan sulit kalau sekarang saja kau sudah patah semangat.” ucap Tennoji-san sambil tertawa terhadapku yang tersenyum masam.

“Tapi yah, kupikir bekerja bersamamu akan terasa menyenangkan, Tennoji-san.”

Saat aku melontarkan pemikiran seperti itu, mata Tennoji-san sontak membelalak.

“B-Begitukah?”

“Ya. Akhir-akhir ini, berkat dirimu aku jadi bisa menikmati pembelajaranku. Itu sebabnya, saat aku bekerja di masa depan nanti, kuharap aku bisa menikmati pekerjaanku seperti aku yang menikmati pembelajaranku saat ini.”

Aku tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan nanti, tapi jika aku bekerja sebagai bawahannya Tennoji-san, kupikir aku akan bisa menikmati hidupku. Berkat pengalaman yang kumiliki dari saat aku bekerja sambilan sebelumnya, aku merasa yakin dengan apa yang kupikirkan ini. Selain itu, aku juga yakin kalau Tennoji-san akan menjadi bos yang baik.

“Fufufu... Ya ‘kan! Ya ‘kan, kau pasti merasa menikmati, kan? Selama kau mengikutiku, aku bisa menjamin kalau kau pasti akan menikmati hidupmu.” ucap Tennoji-san, terdengar merasa sangat senang.

Selain itu, mungkin saking senangnya dengan apa yang kuucapkan, pipinya jadi sedikit memerah dan matanya tampak berbinar.

“Y-Yah, kenyataanya sih, agar kau bisa bekerja bersamaku, maka kau harus lulus ujian rekrutmen Grup Tennoji terlebih dahulu... Tidak, tapi jika kau bisa mendapatkan rekomendasi dari Akademi Kekaisaran..., atau jika kau menjadi tunanganku, maka posisi sekretaris pasti bisa kau amankan...”

“Tunangan?”

“B-B-B-Bukan apa-apa!? A-Aku hanya terlalu berlebihan dalam memikirkan masa depan!”

Melihat Tennoji-san tampak panik, aku hanya bisa memiringkan kepalaku dalam perasaan bingung.

“...S-Sepertinya aku sudah terlalu lama berada di sini.” gumam Tennoji-san, saat dia melihat jam. “Kalau begitu, sebelum aku pergi, ayo kita putuskan slogan kita!”

“Slogan?”

“Ya. Sejak zaman dahulu, dalam pertempuran, ada kata-kata yang biasa digunakan untuk meningkatkan moral pasukan, biasanya disebut sebagai teriakan perang. Seperti misalnya. ‘Ei! Ei! Oooh!’ dan ‘Musuh ada di Honnoji’ adalah contoh yang paling terkenal.”

“Oh begitu toh, jadi kita akan membuat slogan yang seperti itu.”

Tennoji-san yang menyerukan “Ei! Ei! Ooh!” tadi itu kelihatan imut.

“Ya, kalau begitu, tolong ikuti kata-kataku.”

Menganggukkan kepalanya, Tennoji-san melebarkan kelopak matanya dan mengumumkan slogan kami.

“Kalahkan, Hinako Konohana!”

“Kalahkan, Hinako——Eh?!”

“Ada apa?”

“Tidak ada apa-apa, tapi..., apa kau yakin kalau itu akan menjadi slogan kita?”

“Ya! Bukankah itu adalah slogan yang sempurna untuk kita?!”

Aku mungkin akan dipecat dari pekerjaanku saat ini jika aku mengatakan slogan itu, tapi... kurasa aku tidak punya pilihan lain. Lagipula, aku tidak bisa menjelaskan situasiku kepada Tennoji-san, jadi di sini aku harus menyesuaikan diri.

“Kalau begitu, ayo lakukan sekali lagi!”

Menarik napas, Tennoji-san kemudian berseru—

“Kalahkan, Hinako Konohana!!”

“K-Kalahkan, Hinako Konohana!!”

Maaf ya, Hinako.



11 Comments

  1. Baru join war udh bawa bawa tunangan aja yah,sangat agresive

    ReplyDelete
  2. Tennoji musuh yg tangguh rupanya hmmm

    ReplyDelete
  3. Aku Tim Tennoji tapi masih penasaran sama Narika, wkwk.

    ReplyDelete
  4. siap² saja di pecat lagi😂
    #TeamTennoji karna ada milfnya🤤

    ReplyDelete
  5. Kalau tennoji jatuh cinta sama MC terus ditolak dia bakal jadi Heroine paling TERSAKITI disini. Bayangin aja dia ngajarin banyak hal ke MC eh tau tau yang dia ajarin itu buat cewe lain. Anj lah liat aja kedepannya semoga aja authornya gak nyakitin perasaan tennoji

    ReplyDelete
Previous Post Next Post