[LN] Saijo no Osewa Volume 2 - Epilog

Epilog


Setelah Tennoji-san berhasil menolak perjodohannya, ujian kompetensi pun diadakan di Akademi Kekaisaran.

Berbeda dengan ujian biasa, ujian kompetensi memiliki mata pelajaran yang lebih sedikit. Namun, karena ini adalah sekolah bergengsi dan jumlah soalnya banyak, jadi ujiannya diadakan selama tiga hari.

Kemudian, satu minggu berlalu, dan hasil ujian kompetensi diumumkan.

“Teman-teman~! Di sini, di sini~!”

Di mading yang berada di depan ruang guru, ada banyak siswa-siswi yang sudah berkumpul. Aku dan Hinako juga menuju ke sana setelah kami menaruh tas kami di kelas, dimana saat kami sudah dekat dengan mading, Asahasi-san memanggil kami. DI sampingnya, ada Tennoji-san.

“Barusan, aku juga ketemu sama Tennoji-san!”

Saat Asahi-san mengatakan itu, Tennoji-san membungkuk menyapa kami, lalu dia mengalihkan pandangannya ke arahku.

“Ayo kita lihat hasilnya sama-sama.”

Bukannya aku mau sombong, tapi aku yakin kalimat itu dia tujukan hanya kepadaku, bukan kepada semua orang.

Ketegangan pun menumpuk di pundakku, membuatku secara refleks menelan ludah.

Di Akademi Kekaisaran ini, nilai dan nama dari peringkat 50 besar akan diumumkan setelah ujian selesai diadakan. Dan tujuanku dalam ujian kali ini adalah mendapati peringkat 50 besar.

Saat aku melihat daftar peringkat di mading, di sana, namaku—

“......Namaku gak ada.”

Aku sontak hampir jatuh berlutut, namun segera aku menguatkan topangan tubuhku.

Aku, tidak berhasil mencapai tujuanku.

“Kurasa itu wajar.” Di sampingku yang menunjukkan ekspresi tertekan, Tennoji-san mengatakan itu. “Semua orang yang menghadiri akademi ini adalah orang-orang yang telah dididik sebagai anak yang berbakat sejak mereka masih kecil. Kalau kau ingin mengejar mereka, maka kau harus bekerja keras selama bertahun-tahun.”

Yah, dia mungkin ada benarnya, tapi meski begitu, aku masih ingin mendapatkan hasil yang memuaskan. Bagaimanapun juga, aku telah diajari secara langsung oleh Tennoji-san, tapi aku justru tidak mendapatkan hasil yang memuaskan.

Di saat aku hanya terdiam dan tidak bisa menanggapinya, Tennoji-san menghela napas dan kembali berbicara.

“...Kau, apa kau sudah menilai dirimu sendiri?”

“Eh? Tidak, aku tidak melakukan itu...”

“Sejauh yang aku tahu dari apa yang telah kau lakukan selama ini, kupikir nilai yang kau raih tidaklah mengeceawakan. Paling tidak dalam hal peningkatan nilai, kau mengalami peningkatan yang tinggi,” ucapnya, dengan tatapan yang memujiku. “Tapi jika kau masih belum puas dengan hasil seperti itu..., maka kedepannya kau hanya perlu melanjutkan kerja keras yang kau lakukan.”

Satu kalimat yang dia ucapkan itu langsung menghilangkan perasaanku yang merasa depresi. Saat aku melihat Tennoji-san tersenyum padaku, beban di hatiku juga dengan cepat menghilang.

“...Ya.”

Ya, dia benar, kedepannya aku hanya harus terus melanjutkan keras kerasku.

Lagipula, Tennoji-san tidak akan meninggalkan akademi ini..., jadi perasaan frustasi ini bisa kutinggalkan ke masa depan saja.

“Hm~, namaku juga tidak ada, tapi yah, aku sudah menduganya.”

“Aku juga, sudah kuduga namaku tidak ada.”

“Yah, namaku juga tidak ada.”

Tampaknya Asahi-san, Taisho, dan Narika sudah menduga kalau nama mereka tidak akan masuk dalam peringkat 50 besar.

Sisanya..., cuman namanya Hinako dan Tennoji-san.

“Sepertinya Konohana-san dan Tennoji-san berada di peringkat satu digit. Tapi hm~..., di sini ada terlalu banyak orang, jadi dari sini kita tidak akan bisa melihatnya.”

Mengatakan itu, Asahi-san berjinjit dan mencoba melihat mading dari tengah-tengah kerumunan. Tampaknya, nama-nama dari peringkat 10 besar diumumkan di mading yang lain. Itu sebabnya, ada banyak sekali orang yang berkerumun di sekitar mading tersebut.

“Wow, kalian dengar tidak?! Sepertinya ada yang mendapatkan nilai sempurna!”

Dengan penuh semangat, Taisho mengatakan itu saat dia mendengar siswa-siswi di sekitarnya berbicara.

“Apa mendapatkan nilai sempurna itu adalah hal yang jarang terjadi?”

“Tentu saja! Bagaimanapun juga soal-soal yang diujikan di akademi ini sangatlah sulit, jadi jarang-jarang ada orang yang mendapatkan nilai sempurna.”

Iya sih, soal-soal yang kemarin diberikan saat ujian memang sangat sulit, jadi wajar saja kalau jarang ada yang mendapatkan nilai sempurna. Tapi karena sekarang ada yang mendapatkan nilai sempurna, jadi secara refleks, kami langsung menatap ke arah Hinako dan Tennoji-san. Soalnya, itu pasti adalah salah satu dari mereka berdua yang mendapatkan nilai sempurna tersebut.

“Kali ini, aku pasti mengalahkan Hinako Konohana...”

Tennoji-san bergumam dengan suara pelan yang tidak bisa didengar oleh siapapun..., tapi, aku adalah satu-satunya orang yang dapat mendengarkan gumamannya itu. Bagaimanapun juga, hanya aku lah yang mengetahui target yang Tennoji-san tuju dalam ujian kali ini.

Merasa sedikit gugup, siswa-siswi di kerumunan memperhatikan keberadaan Hinako dan Tennoji-san, dan kemudian mereka mulai membuka jalan layaknya laut yang terbelah saat mereka berhamburan ke kiri dan ke kanan.

Dan dengan jalan yang dibukakan itu, dengan santai dua Ojou-sama terelit dari Akademi Kekaisaran berjalan menuju depan mading dan melihat mading tersebut.

Saat kami juga ikutan melihat——kami terbelalak.

“Ini...”

“Orang yang dapat nilai sempurna..., ada dua...?”

Di bagian paling ata ada namanya Hinako, dan di bawahnya ada namanya Tennoji-san.

Namun, kedua nilai mereka sama persis—yaitu 800.

Melihat hasil ini, siswa-siswi yang ada sontak bertepuk tangan untuk Hinako dan Tennoji-san.

Di tengah hiruk pikuk tepuk tangan tersebut, aku mengajak Hinako berbicara.

“Kau juga sudah melakukan yang terbaik ya, Hinako.”

“...Mm.” Dengan cara berbicaranya yang asli, dia menegaskan itu, dan kemudian dia berseru dengan ekspresi yang tampak seperti merasa kesal. “Soalnya..., aku juga tidak mau kalah dari kalian berdua.”

Yah, kurasa itu wajar.

Hal ini secara refleks membuatku tertawa, karena kalau kupikir-pikir baik-baik, hal ini memanglah wajar. Soalnya, di ujian kali ini, bukan cuman Tennoji-san saja yang bekerja keras, tapi Hinako juga telah bekerja dengan keras.

“...Fufufu,” Tennoji-san tertawa. Tujuannya yang ingin mengalahkan Hinako tidaklah tercapai, namun saat ini, “Hahahaha! Itu baru namanya sainganku,” dia tertawa dalam suasana hati yang baik, seolah-olah dia merasa senang bahwa mulai kedepannya pun dia bisa terus bersaing dengan Hinako.

“Rivalku, aku punya usulan untukmu.” Tennoji-san sedikit tersipu, dan dengan gugup dia menatap Hinako. “M-Malam ini..., maukah kau datang bermain ke rumahku?”

---

Masih di hari yang sama, malam hari.

Sekali lagi, aku mengunjungi kediaman Keluarga Tennoji.

“Baiklah, mulai dari sini kita akan berpisah sementara.”

Shizune-san turun dari kursi penumpang dan membungkuk ke arahku dan Hinako.

“Kau mau ke mana, Shizune-san?”

“Saya akan pergi dengan Kagen-sama untuk menyapa perwakilan Keluarga Tennoji terlebih dahulu. Nanti, tolong sapa mereka juga bersama dengan Ojou-sama, Itsuki-sama.”

“Aku mengerti.”

Di belakang Shizune-san, tampak Kagen-san sedang merapikan dasinya.

Sementara aku dan Hinako akan berbicara dengan Tennoji-san, Kagen-san dan Shizune-san akan menyapa perwakilan Keluarga Tennoji, Masatsugu-san dan Hanami-san,

“Itsuki..., apa itu setelan baru...?”

Tiba-tiba, Hinako menanyakan itu padaku dengna suara yang pelan.

“Ya, kudengar makan malam hari ini adalah hidangan Prancis, jadi aku mencoba mencocokkan setelanku dengan setelan Prancis.”

Tadi, sebelum kami meninggalkan mansion Keluarga Konohana, Shizune-san bertanya padaku, “Kau mau pakai setelan seperti apa?”, jadi aku sedikit memikirkan tentang keselarasan dari pakaikanku. Aku juga ingin sedikit mengubah suasana, sebagian alasannya karena aku telah mengenakan setelan Italia di pertemuan sosial Keluarga Konohana yang kuhadiri sebelumnya.

Di sisi lain, saat mendengar percakapan anatara aku dan Hinako, Kagen-san mulai bergumam dengan pelan.

“Penampilanmu sangat bagus.”

“Eh?”

Aku benar-benar tidak percaya dengan apa yang baru saja aku dengar, jadi mataku sontak membelalak.

“...Apa baru saja kau memujiku?”

“Aku memuji teknik pengembangan sumber daya manusia Keluarga Tennoji, bukan kamu.”

Mengatakan itu, Kagen-san memunggungi kami dan berjalan pergi bersama Shizune-san.

Nah, aku tidaklah begitu besar kepala untuk menerima perkataannya sebelumnya. Tapi satu hal yang pasti, saat aku menyadari bahwa Kagen-san mengakuiku, perasaan pencapaian langsung merayap ke dalam diriku. Tentunya, pencapaian ini bisa kudapatkan berkat waktu yang kuhabiskan bersama Tennoji-san.

Dan begitulah, aku menginjakkan kaki di mansion Keluarga Tennoji bersama Hinako.

“Aku sudah menunggu kalian, Konohana-san, Tomonari-san!”

Dengan senyum lebar, Tennoji-san menyambut kami.

Sosoknya saat ini bukanlah sosok dari bangsawan berbudi luhur, melainkan sosok seorang gadis yang sedang menunggu temannya.

“Terima kasih telah mengundang kami.” Hinako, yang beralih ke mode Ojou-sama, menyapa Tennoji-san dengan sopan. “Aku telah mengunjungi kediaman ini beberapa kali sebelumnya, tapi ini adalah pertama kalinya kau mengundangku ke sini secara pribadi. Apa ada alasan untuk itu?”

“Tidak ada alasan yang khusus untuk itu.” Menjawab seperti itu, Tennoji-san tersenyum lembut. “Tapi, kalau aku harus mengatakan alasanku..., aku hanya ingin mengenalmu sebagai teman, bukan sebagai putri dari Keluarga Tennoji.”

Mata Hinako sedikit terbelalak. Fakta bahwa Hinako yang berakting dalam mode Ojou-sama hampir kehilangan ekspresinya itu menunjukkan bahwa pernyataan Tennoji-san barusan sangatlah tidak terduga.

Tennoji-san telah berubah.

Sekarang, Tennoji-san telah menerima dua kenyataan bahwa dirinya adalah putri dari Keluarga Tennoji, dan bahwa dia adalah seorang gadis biasa.

“...Aku juga, aku ingin lebih akrab denganmu, Tennoji-san.”

Menekan keterkejutannya, Hinako mengatakan itu sambil terenyum, membuat pipi Tennoji-san jadi memiliki semburat kemerahan.

“R-Rasanya agak memalukan ketika kau mengatakannya seperti itu...”

Aku hanya melihati mereka dari jarak satu langkah dari mereka saat suasana di antara mereka jadi canggung, dan tiba-tiba, secara refleks pandanganku teralih ke tempat lain.

“Uuu~... Mirei..., Mirei kita telah tumbuh!”

“Kau benar, Sayang...! Rasanya putri kita terlihat lebih bercahaya daripada biasanya...!”

Kedua orang tua yang sangat menyangi putri mereka itu menitikkan air mata saat melihat Tennoji-san.

“Tomonari-kun..., tidak, Itsuki-kun.”
 
Menyeka air matanya, Masatsugu-san mendekatiku. Selain itu, entah mengapa, dia juga mengubah caranya memanggilku.

“Aku sudah mendengar semuanya dari Mirei. Sepertinya, kau telah membuat dia mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya.”

“Tidak juga kok...”

“Mirei benar-benar memiliki teman yang baik... Dan yah, aku mengerti, itu memang sangat disayangkan jika dia meninggalkan akademi,” ucap Masatsugu-san, sambil menatapku dan Hinako.

Saat aku melihat ekspresi lembut di wajahnya itu, sekali lagi aku dibuat sadar. Seperti yang kupikirkan, Masatsugu-san lebih memikirkan putrinya, Mirei Tennoji, daripada urusan keluarga.

“Ngomong-ngomong, Itsuki-kun. Apa kau tertarik dengan Grup Tennoji?”

“Hah?”

Aku sontak memiringkan kepalaku saat ditanyai pertanyaan begitu tiba-tiba itu.

“Yah, kurasa ucapanku yang barusan agak terlalu berputar-putar. Aku akan bertanya sekali lagi..., apa kau tertarik untuk menjadi menantuku?”

“Hah? Eh..., Hah?”

“Sepertinya yang Mirei inginkan adalah pernikahan dengan cinta. Dan saat ini, kau lah pria yang paling dekat dengan putriku, kan? Jadi, pertama-tama, aku ingin mengetahui kesungguhanmu——”

“——Ayah!”

Teriakan Tennoji-san menggema di dalam ruangan.

Dia pasti mendengar pembicaraanku dengan Masatsugu-san, jadi dengan wajah yang tampak merah padam, dia mendekati kami.

“Jangan memutuskan sesuatu seenaknya seperti itu!”

“T-Tapi, jika di masa depan nanti Itsuki-kun menjadi menantuku, maka aku harus memberi tahu dia tentang  pekerjaan Grup Tennoji selagi ada kesempatan——”

“Yang namanya berpikir terlalu berlebihan itu juga ada batasannya, tau!”

Mungkin karena Tennoji-san menjadi lebih sadar akan posisinya sebagai seorang anak, perasaan Masatsugu-san sebagai orang tua juga jadi lepas kendali. Namun, setelah mendapatkan teguran dari putrinya itu, bahu Masatsugu-san merosot dan dia terdiam.

“Ya ampun..., maaf ya, Tomonari-san.”

“Tidak, aku tidak mempermasalahkannya kok...”

Tennoji-san meminta maaf padaku dengan canggung, dan aku hanya tersenyum masam.

“Tapi meskipun itu hanya lelucon, aku masih tetap dibuat terkejut.”

Saat aku mengatakan itu, entah mengapa Tennoji-san jadi terlihat merasa kesal.

“...Belum tentu itu merupakan lelucon loh?”

“Eh?”

“Setidaknya untuk saat ini, bagiku tidak ada pria lain selain kamu yang sangat dekat denganku. Itu sebabnya, itu bisa saja jika di masa depan nanti kau akan didekati oleh Keluarga Tennoji-san dengan niatan mengusulkan pernikahan.”

“...Tapi ‘kan..., identitasku yang sebenarnya bukanlah pewaris perusahaan...”

Aku memberitahunya dengan sangat pelan supaya tidak didengar oleh orang lain, tapi dalam menanggapi kata-kataku itu, Tennoji-san tersenyum percaya diri.

“Hm? Apa menurutmu orang tuaku akan peduli dengan status seperti itu?”

Yah, kurasa mereka tidak akan peduli..., faktanya, karena mereka adalah orang tua yang seperti itu lah, Tennoji-san bisa terbebas dari rencana perjodohannya.

“Jadi, apa yang akan kau lakukan jika kau ditawari untuk menikahiku?”

“Sekalipun kau menanyakan itu... Pertama-tama, aku harus mendengar kesungguhanmu lebih dulu...”

“Kalau begitu, jika aku bersedia, apa kau akan meminangku?”

“S-Soal itu...”

Aku bingung untuk menjawabnya karena aku sama sekali tidak bisa membayangkan masa depan seperti yang dikatakan Tennoji-san.

Saat aku kewalahan seperti itu, Tennoji-san menyeringai.

“Aku hanya bercanda. Ya ampun, seharunya aku tidak menanyakan sesuatu seperti itu pada penipu.”

Saat Tennoji-san mengatakan itu, dia tampak sangat gembira.

“Tapi, jika masa depan seperti itu terjadi——” Dengan eksprei percaya diri yang seperti dirinya biasanya, Tennoji-san dengan lembut menyentuh bibirku dengan jari telunjuknya, “——Aku akan memastikan kau meminangku.”



20 Comments

  1. Replies
    1. ada coba diliat deh genrenya

      Delete
    2. Tim Harem😤👍🙏😁🔥🔥🔥😍❤🤝😆🙂😏😌

      Delete
    3. Minang saja dia Itsuki🙏😁👍🔥🔥🔥😍❤😌😏🙂😆🤝😤

      Delete
  2. kijashdgigwhfpkasbdioug critical damage sampe jari tangan kejang2

    ReplyDelete
  3. Dari sini gw yakin si kagen punya sifat tsundere:v

    ReplyDelete
  4. keluarga tennoji gampangan bet anjir wkwk , nampaknya hinako bakalan agak sulit ini mengingat kagen itu orangnya kek apa

    ReplyDelete
  5. Gulanya berceceran seperti bercak darah

    ReplyDelete
  6. Gas lah, udah dapet restu tuh 😆

    ReplyDelete
  7. Uhh sepertinya itsuki lebih suka melihat semut di sebrang lautan, daripada gajah di pinggir kelopak mata

    ReplyDelete
  8. Kyaaaaaaaaa🗿☕ Gilak Sih Wkwkwkwk

    ReplyDelete
  9. Langsung gasss neng pelaminan 🤣🤣🤣

    ReplyDelete
  10. Gimana ya ? Bingung harus kapal siapa yang gw dukung, semua Heroine punya kelebihan sama kekurangan masing" semuanya juga punya masa kelam masing" susah sih kalau cuma harus memilih satu doang, apalagi ini MC kampret yang bakalan nyoba ikut campur sama masalah-masalah lagi, ane percaya next volume pasti ada Heroine baru jadi sangat merepotkan mau dukung siapa

    ReplyDelete
Previous Post Next Post