
Bab 7
Pertunangan Kami Akan Segera Terkuak (Bagian 2)
Saat kami hampir sampai di sekolah, kami memastikan untuk menjaga jarak satu sama lain.
Kemudian, kami mengatur waktu saat kami akan memasuki kelas.
Aku melirik ke arah Yuuka-chan untuk memeriksa keadaannya. Dia sudah duduk di kursinya seperti biasa.
“Hei, Yuuichi!”
Begitu aku duduk di kursiku, temanku, Masaharu Kurai, memanggilku dari belakang. Rambutnya, masih acak-acakan, tersisir ke bahuku, dan itu sedikit mengganggu.
“Apa yang kau lihat?”
“E-eh? U-uhh…”
Untuk sessat, kacamata hitam Masa tampak bersinar.
“Begitu ya... kau akhirnya bisa melihat Putri Yuuna, kan?”
“...Mm?”
Maksudku, memang benar aku bisa melihat pengisi suara Yuuna-chan sekarang. Tapi, kurasa bukan itu apa yang ingin dia katakan.
“Kau sangat mencintai Putri Yuuna, kau bahkan bisa menipu dirimu sendiri dengan berpikir dia ada di kelas. Ya… karena Putri Yuna sudah terbakar di retinamu!”
“Bagaimana bisa kau mengatakan semua itu tanpa merasa malu...”
“Aku mengerti perasaanmu, Yuuichi! Kau juga sekarang telah bergabung ke [kaum] kami, kan? Aku sendiri juga bisa melihat Ranmu-sama ada di sini! Malahan, aku bisa melihat semua orang di kelas sebagai Ranmu-sama!”
“Kurasa lebih baik kau segera pergi ke UKS deh.”
Saat melakukan percakapan tolol seperti itu dengan Masa, aku mengalihkan perhatianku ke arah Yuuka-chan.
Aku ingin tahu seperti apa dia di sekolah.
Aku sama sekali belum ada berinteraksi dengannya sampai sekarang, jadinya aku tidak tahu.
Sebelumnya dia bilang kalau sebisa mungkin dia akan tetap diam, tapi dia mungkin akan berkomunikasi sesekali.
“Watanae-san! Apa kau punya waktu sebentar?”
“...Ada apa?”
“Kau tahu, PR yang kemarin, bukankah itu sangat sulit? Aku sama sekali tidak bisa memahami soalnya!? Aku tidak bisa menyelesaikannya~. Apa kau mengerti soalnya, Watanae-san?”
“Iya.”
“Ooh, itu mengesankan! Kau ini cukup pintar, bukan, Watanae-san? Jadi, bisakah kau mengajariku bagaimana menyelesaikan soal ini?”
“Tidak.”
“Eeh~? Kenapa tidak~?”
“Aku tidak pandai mengajar.”
“Ah… Oke…”
Dingin banget njeng!
Entah kenapa, tanggapannya itu sudah seperti AI di smartphone. Intonasinya datar dan hampir seperti berbicara dengan asistennya mbah Google. Selain itu, ekspresi wajahnya hampir tidak berubah.
Dia bilang kacamatanya membantunya menahan diri, tapi dia begitu terkendali sehingga pada dasarnya dia seperti orang yang berbeda.
Kemana perginya senyuman di wajahnya saat dia bersenang-senang membicarakan anime denganku kemarin?
Sebenarnya, kurasa ini menunjukkan bahwa dia bisa mengubah kepribadiannya dengan cepat, itulah sebabnya dia sangat ahli dalam menjadi pengisi suara Yuuna-chan.
“Hei, Yuuichi. Wajah seperti apa yang kau lihat di Putri Yuuna? Apakah dia tersenyum?”
“Aku tidak melihat Yuuna-chan, tolol.”
Aku tidak mengerti, bagaimana bisa dia mengatakan semua itu dengan wajah yang begitu serius.
Tapi meski begitu, akan buruk jika seseorang tahu aku sedang menatap Yuuka-chan.
Aku berhenti menatap Yuuka-chan dan mengalihkan perhatianku ke Masa, mencoba berkonsentrasi pada percakapan kami.
Tepat ketika aku akan melakukan itu, ponselku bergetar. Aku melihat ada pemberitahuan baru dari Line, yang berbunyi:
[Yuu-kun, kesanmu di sekolah sangat berbeda, ya? Kau yang seperti ini pun juga terlihat keren~!]
“Pfft?!”
“Mmm? Ada apa, Yuuichi?”
“Ah, tidak… tidak ada apa-apa.”
Aku tidak bisa menahan reaksi itu… tapi aku dengan cepat menenangkan diri.
Aku perlahan mendongak.
Dan apa yang kulihat… adalah Yuuka-chan yang menatapku dengan mata tajam dan ekspresi kosong di wajahnya.
Dia terlihat hanya menatapku seperti biasa.
Tapi jika orang asing melakukan ini padaku, aku akan ketakutan.
“Mmm? Bukankah Watanae-san sedang melihat ke arah kita?”
“Eh? B-begitukah?”
Hei, Masa jadi curiga nih!
Dalam kepanikan, aku buru-buru mengedipkan mataku, mencoba melakukan kontak mata dengan Yuuka-chan.
Kemudian, ponselku kembali bergetar.
[Kenapa kau mengedip-ngedipkan matamu seperti itu? Apa kau baik-baik saja? Apa kau membutuhkan Insto?]
Tidak! Bukan begitu!
“O-oi, Yuuichi! Entah kenapa, ekspresi Watanae-san jadi masam! Itu membuatku merasa sangat tidak nyaman…”
Aku segera melihat ke atas dari layar ponselku.
Kemudian, aku melihat seperti ada bayangan gelap di belakang Yuuka-chan.
Aku hanya menebak-nebak… tapi mungkinkah dia mengkhawatirkan kondisi mataku?
Tapi sungguh… jika seseorang melihat ekspresinya yang sekarang, mereka akan mengira dia hendak membunuh seseorang.
Aku harus memastikan Masa tidak mengetahui tentang kami. Aku mengiriminya pesan di Line, membuatnya sesingkat mungkin.
[Penglihatanku agak buruk.]
Kemudian, pemberitahuan lain masuk.
[Eh?! Penglihatanmu buruk?! Bukankah itu penyakit mata?! Kau harus segera pergi ke rumah sakit!]
Tidak! Bukannya begitu!
“Sakata-kun.”
Sementara aku masih cemas dengan kesalahpahamannya, Yuuka-chan telah pindah tepat di sampingku sebelum aku menyadarinya.
Masa memiliki tatapan penasaran di matanya saat dia melihat kami.
Ah… pertunangan kami akan segera terungkap… berakhirlah sudah semuanya…
Apa mereka akan menggambar payung cinta dengan nama kami di bawahnya?
Atau mungkin, jika aku berkomentar di kelas, apa mereka hanya akan bersiul mengganggu atau semacamnya?
Selagi aku memikirkan semua pikiran menyedihkan ini, Yuuka-chan mendatangiku dan memberitahuku dengan nada tegas.
“Kau harus pergi ke rumah sakit.”
Udara di sekitarku membeku dalam sekejap.
Yuuka-chan kemudian berbalik dan kembali ke kursinya.
“O-Oi, Yuuichi. Apa kau melakukan sesuatu pada Watanae-san?”
“T-tidak… aku tidak melakukan apapun.”
“Kau tidak melakukan apapun, tapi dia menyuruhmu pergi ke rumah sakit! Bukankah dia benar-benar marah padamu? Kau pasti gila! Apakah kau dikutuk untuk dibenci oleh semua orang 3D?”
“Bacot.”
Saat aku berdebat dengan Masa, ponselku lagi-lagi bergetar di tanganku. Sepertinya ada pemberitahuan dari Line.
[Aku khawatir padamu, tahu? Kau harus pergi ke dokter mata scepatnya. Atau apa kau mau aku pergi denganmu?]
Aku pun segera mengiriminya pesan yang mengatakan kepadanya bahwa aku baik-baik saja.
“Yuuichi, kenapa kau malah memainkan ponselmu? Duh, inilah sebabnya!”
“Apa maksudmu…”
Aku perlahan memasukkan ponselku ke dalam sakuku dan menghela nafas.
Kurasa itu persis seperti yang Yuuka-chan bilang…
Entah dia terlalu banyak atau terlalu sedikit berbicara, dia jelas memiliki masalah dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Dengan dia yang mengatakan kalau aku harus pergi ke rumah sakit, kurasa dia benar-benar ingin mengungkapkan kekhawatirannya padaku. Tapi semua orang pasti menafsirkan kalau dia sedang melecehkanku secara verbal, yang dimana memintaku untuk memeriksa kondisi kepalaku di rumah sakit.
Yah, mereka tidak mengetahui bahwa kami bertunangan, jadi kurasa tidak apa-apa.
Teman sekelas kami mungkin melihat Watanae Yuuka sebagai orang yang tidak bisa didekati.
Tapi, hanya aku yang tahu.
Hanya aku yang tahu kalau Watanae-san sebenarnya memiliki sisi ekstrovert.
[Catatan Penerjemah: Ekstrovert ering didefinisikan sebagai "life of the party". Mereka sangat tertarik dengan interaksi sosial, bahkan bisa mengambil energi dari situasi tersebut.]
Hanya aku yang tahu bahwa dia adalah Izumi Yuuna, pengisi suara untuk Yuuna-chan.
Dan… Hanya aku yang tahu bagaimana Yuuka-chan sebenarnya saat dia di rumah.
Aku tahu semuanya.
Dan, hanya aku satu-satunya yang tahu…
Aku melirik Yuuka-chan.
Dia masih memiliki ekspresi kosong, tapi… untuk sesaat, dia tersenyum padaku.
Aku yakin tidak ada orang lain yang menyadari ekspresi Yuuka-chan yang barusan.
Dan memikirkan itu… membuatku sedikit bahagia.
“Oi Yuuichi! Kau melihat ke arah Watanae-san lagi? Kau benar-benar harus berhenti melakukan itu tahu, seriusan dah.”
Yah, kukoreksi.
Berurusan denganmu agak sulit. Jadi tolong kendalikan dirimu, Yuuka-chan. Aku mohon.